kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Konsumsi BBM bersubsidi hingga Oktober melonjak 8,74%


Selasa, 08 November 2011 / 13:27 WIB
Konsumsi BBM bersubsidi hingga Oktober melonjak 8,74%
ILUSTRASI. Corona di Inggris. REUTERS/Russell Cheyne/Pool


Reporter: Petrus Dabu | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Realisasi konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sepanjang Januari-Oktober 2011 sudah mencapai 85,02% atau 34,42 juta kiloliter (kl) dari kuota 40,49 juta kl tahun ini. Tingkat konsumsi tersebut melonjak 8,74% dibandingkan periode Januari-Oktober 2010.

Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH MIGAS), Tubagus Haryono, mengatakan, untuk premium, total konsumsi mencapai 21,02 juta kl atau 85,67% dari kuota 24,53 juta kl. Bandingkan dengan konsumsi periode yang sama tahun lalu, tingkat konsumsi premium Januari-Oktober tahun ini melonjak 10,74%.

Kemudian kerosine atau minyak tanah, total konsumsi mencapai 1,46 juta kl atau 81,24% dari target tahun ini 1,80 juta kl. Tingkat konsumsi minyak tanah ini menurun 27,223% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Selanjutnya, untuk konsumsi solar, sepanjang Januari-Oktober 2011 ini mencapai 11,94 juta kl atau 84,37% dari kuota tahun ini 14,15 juta kl. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, tingkat konsusmi solar mengalami lonjakan sebesar 11,97% tahun ini.

"Peningkatan konsumsi disebabkan antara lain karena kenaikan jumlah kendaraan bermotor yang signifikan. Kami akan melakukan upaya pengendalian dan pengawasan bersama Pertamina dan Pemerintah Daerah," ujar Tubagus dalam pesan yang diterima KONTAN, Selasa (8/11).

Selain itu, BPH Migas juga akan melaksanakan operasi penegakan hukum bersama Kantor MENKO POLHUKAM; Polisi; TNI/AL; BIN; Ditjen Migas; Bakorkamla dan unsur Penegak hukum lainnya untuk memberantas penyalahgunaan BBM bersubsidi.

Vice President Corporate Communication Pertamina, M.Harun, mengatakan, karena adanya pertumbuhan ekonomi, konsumsi BBM bersubsidi juga terjadi karena adanya sejumlah penyimpangan terutama di daerah-daerah pertambangan, perkebunan, dan industri.

Ke depan, kata Harun pihaknya mengharapkan adanya regulasi yang tegas untuk mengontrol penggunaan BBM bersubsidi ini. "Harus ada regulasi yang tegas tentang pihak yang berhak mendapatkan BBM subsidi dan yang tidak diperkenankan supaya pengaturan di lapangan jauh lebih mudah," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×