Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
Inisiatif tersebut juga didukung oleh potensi ekonomi kreator yang masif di kawasan Asia Pasifik dengan nilai belanja US$ 1 triliun (setara dengan Rp 15 kuadriliun).
“Sudah menjadi hal biasa bagi brand untuk bekerja sama dengan content creator guna meningkatkan penjualan dan visibiltas merek, terutama untuk konsumen berusia muda yang menunjukkan preferensi berbelanja produk lokal,” tuturnya.
Saat ini, sebagian besar perilaku konsumen di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, memiliki preferensi untuk mencari hiburan karena tingginya tuntutan pekerjaan.
Baca Juga: Jaga Kesehatan Keluarga dengan Rumah Bersih, Bebas Bau dan Debu
Laporan WGSN menunjukkan ekonomi kreator akan memainkan peran penting dalam membentuk tren konsumen di Indonesia. Kreativitas pan-Asia yang terinspirasi oleh nostalgia dan gerakan “Support Lokal” akan menjadi kekuatan brand lokal.
“Selain itu, gerakan ini juga dapat mendorong industri video game Indonesia yang memiliki berbagai nilai budaya lokal untuk mencapai potensi maksimalnya,” paparnya.
Meskipun kawasan Asia Pasifik sudah memasuki era pascapandemi, tingginya kenaikan inflasi dan suku bunga tetap memicu kekhawatiran masyarakat mengenai kenaikan biaya hidup.
“Oleh karena itu, banyak konsumen yang semakin cermat dalam menentukan preferensi berbelanjanya agar sesuai dengan keinginan mereka di tengah tantangan ekonomi saat ini,” ungkap Annya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News