Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di bursa Singapura, KrisEnergy Ltd semakin gencar mencari sumur migas di Indonesia. Baru-baru ini, Kris-Energy telah memulai program study seismik dua dimensi (2D) di Blok Sakti. Selain itu, KrisEnergy sudah mengajukan pengembangan Blok Bulu yang berdekatan dengan Blok Sakti di lepas pantai perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Head of Investor Relations and Corporate Communications KrisEnergy Tanya Pang kepada KONTAN, Selasa (9/9) bilang, kapal S.V.Nordic Bahari telah memulai pekerjaan seismik dua dimensi atas wilayah seluas 1.200 kilometer (km) di Blok Sakti Offshore Jawa Timur. Proyek study seismik ini dikerjakan oleh konsorsium PT Alamjaya Makmur Sejahtera dan PT Bahari Lines Indonesia.
Program seismik itu merupakan bagian dari pekerjaan yang diwajibkan dalam kontrak bagi hasil oleh SKK Migas dan Kementerian ESDM. Tujuan seismik untuk mencari titik-titik di dalam perut bumi yang mengandung minyak.
Setelah menyelesaikan program seismik dua dimensi, dilanjutkan dengan program seismik tiga dimensi (3D) atas wilayah seluas 400 km persegi akan dikerjakan oleh PT CGG Service Indonesia. Program seismik 3D ini akan dimulai pada akhir September 2014.
Direktur Eksplorasi dan Produksi KrisEnergy Chris Gibson Robinson menambahkan, KrisEnergy menjadi operator di Blok Sakti pada Februari 2014 dan mulai melakukan pekerjaan eksplorasi sesuai jadwal. Lantaran, Blok Sakti berdekatan dengan Blok Bulu, saat ini KrisEnergy juga sudah mengajukan plan of development (PoD) Blok Bulu untuk Lapangan gas Lengo dan akan menjadi rencana agregasi gas perusahaan untuk pasar Jawa Timur.
Pada Lapangan Lengo, KrisEnergy akan membangun unmanned wellhead platform alias anjungan sumur migas yang tak dihuni, plus empat sampai lima sumur pengembangan. Perusahaan juga akan membangun jaringan pipa sepanjang 65 kilometer (km) untuk mengekspor gas. Total belanja modal kotor sekitar US$ 200 juta.
Bila PoD cepat disetujui, Pang memperkirakan produksi gas dari Lapangan Lengo sudah bisa mengalir pada semester II tahun 2016. Bahkan, saat ini perusahaan juga sudah menandatangani memorandum of understanding dengan calon pembeli gas dari Lapangan Lengo. Walau begitu, Pang enggan mengungkap siapa pembeli potensial yang sudah menyatakan minatnya itu. "Ini masih rahasia," tegas dia.
Jika nanti disetujui PoDnya oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), maka Blok Bulu merupakan blok migas milik KrisEnergy yang pertama beroperasi di Indonesia. Blok ini memiliki total luas luas total 697 kilometer persegi di lepas pantai Jawa Timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News