kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kuota impor Bulog besar, distribusi kedodoran


Kamis, 22 Desember 2016 / 11:08 WIB
Kuota impor Bulog besar, distribusi kedodoran


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Penjualan daging kerbau impor dari India akan digotong rame-rame. Maklum, Perum Bulog, pemilik terbesar kuota impor daging kerbau, tak sanggup jika harus mendistribusikan sendiri daging beku asal India.

Kendala distribusi pula yang menyulitkan Bulog merealisasikan semua kuota impor tahun ini. Sebagai catatan, Oktober 2016, Bulog mendapat izin impor daging kerbau India sebanyak 70.000 ton. Bulog membutuhkan anggaran sekitar Rp 1 triliun untuk memenuhi belanja impor daging.

Namun hingga akhir tahun ini, Bulog kemungkinan hanya bisa memenuhi 47.000 ton.  Dari proyeksi realisasi impor, Bulog mengklaim bahwa 33.000 ton sudah dalam perjalanan menuju ke Indonesia.  Sedangkan 14.000 ton daging sudah di gudang Bulog dan siap didistribusikan.

Bulog berniat mengimpor 23.000 ton pada periode Januari-Juni 2017. Syaratnya, jika Kementerian Perdagangan (Kemdag) memperpanjang izin impor daging kerbau ini.

Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti menyatakan, kuota impor yang diperoleh Bulog memang besar. Oleh karena itu, Bulog menyiapkan sejumlah strategi agar distribusi daging kerbau impor berjalan lancar.

Pertama, menjalin kerjasama dengan Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI). ADDI akan mendapatkan kesempatan mendistribusikan 20% dari total daging yang didistribusikan Bulog.

Tahap awal, ADDI dipasok daging dari Bulog sebanyak 10.000 ton. ADDI akan fokus mendistribusikannya di daerah Jabodetabek. "Kami menjual daging kerbau ke ADDI seharga Rp 55.000 per kg dan harapannya mereka menjual Rp 65.000 per kg di pasar," ujar Djarot, Rabu (21/12).

Kedua, selain menggandeng ADDI, Bulog menggandeng asosiasi pedagang daging dan pengusaha daging lain untuk membantu mendistribusikan daging milik Bulog. Namun, Djarot tak bersedia menjelaskan nama-nama distributor swasta tersebut.

Kendati masih menyisakan izin impor 22.000 ton, Bulog berniat mengajukan kuota tambahan impor daging kerbau di tahun depan. Perusahaan ini berharap bisa mendapat tambahan 30.000 ton untuk memenuhi kebutuhan puasa dan Lebaran tahun 2017.

Selain mengantongi kuota impor daging kerbau, Bulog masih memiliki kuota impor daging sapi. Tahun ini, kuota yang diperoleh Bulog sekitar 10.000 ton.
Dari total izin tersebut, Bulog sudah merealisasikan 9.800 ton, selebihnya akan dipenuhi tahun depan. "Kami mengimpor daging sapi dari Spanyol dan dijual sekitar Rp 80.000," tandas Djarot.

Uji coba di Jabodetabek

Ketua ADDI Ahmad Hadi optimistis anggota ADDI di Jabodetabek yang mencapai sekitar 300 pedagang dapat menyalurkan daging kerbau impor dari Bulog di kawasan Jabodetabek.

Selama ini, anggota ADDI mendistribusikan daging sapi rata-rata sekitar 10.000 ton per bulan dari berbagai pemasok. Lingkup distribusinya mencakup pedagang kecil di pasar tradisional dan industri skala menengah ke bawah. "Karena sekarang sudah bekerjasama dengan Bulog, kami hanya akan mendistribusikan daging kerbau dari Bulog sebesar 10.000 ton per bulan," tegasnya.

Jika jalinan kerjasama tahap awal ini berjalan sukses, ADDI berniat mendistribusikan daging kerbau dari Bulog  lebih luas dan menjangkau wilayah di luar area Jabodetabek. Sasaran utamanya adalah daerah yang kekurangan daging dan bukan  daerah penghasil daging. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×