Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
Namun dengan sejumlah produk baru yang ditawarkan, Yentoro pun optimistis JAST masih bisa mengejar pertumbuhan pendapatan dan laba di tahun ini.
Ia memproyeksikan, JAST bisa meraih pendapatan sekitar Rp 132 miliar di tahun ini. "Net income yang kita harapkan untuk 2020 kalau bisa sekitar Rp 10 miliar," sebutnya.
Adapun, pada tahun ini JAST tengah memperkuat layanan smart city, peningkatan fitur call center 112, serta sejumlah produk aplikasi seperti Omni Channel, Robocall, Robot Process Automation, JasMeet, JasPresence, dan Vehicle Monitoring System (JasTrack).
Baca Juga: Jasnita (JAST) bakal perluas medium untuk iklan luar ruang
Dengan begitu, Yentoro berharap produk dan layanan yang tengah dikembangkan JAST bisa menghasilkan nilai tambah yang lebih optimal. Pasalnya, hingga saat ini sebagian pendapatan JAST masih disumbang oleh segmen layanan dasar berbasis voice dan internet.
Dalam catatan Kontan.co.id, kontributor utama pendapatan JAST saat ini berasal dari call center dan media luar ruang yang berkontribusi masing-masing sekitar 40%. Sisanya berasal dari layanan aplikasi dan smart city.
"Hingga hari ini lebih dari 50% pendapatan kita dari basic produk seperti voice dan internet. Kita switch ke produk baru yang sudah di-development, sehingga nilai tambahnya jauh lebih besar," tandas Yentoro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News