Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sierad Produce Tbk (SIPD) menyatakan tidak akan gegabah dalam mengimpor bahan baku pakan ternak saat kondisi rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) saat ini.
Penguatan rupiah memang membuat harga bahan baku impor yang dibeli dengan dolar AS menjadi lebih murah.
Direktur Utama Sierad Produce Tommy Wattemena mengatakan sejauh ini dampak penguatan rupiah terhadap dolar AS tidak terlalu berdampak pada perseroan, meskipun sebagian besar bahan baku perseroan masih diimpor.
"Sekarang belum ada dampaknya karena kurva supply dan demand masih normal," ujarnya, Rabu (29/1).
Baca Juga: Strategi Sierad Produce (SIPD) bidik pertumbuhan penjualan 15% tahun 2020
Selain itu, Tommy melanjutkan, Sierad tidak mau gegabah melakukan spekulasi dalam pembelian bahan baku. Hanya saja emiten berkode saham SIPD ini melihat harga jagung ada kecenderungan naik karena faktor kemarau kemarin.
Tommy menyatakan di 2019 Sierad diberikan kepercayaan oleh pasar untuk berkembang demikian cepat sehingga harapannya momentum tersebut bisa diteruskan di 2020. Tommy berani menargetkan penjualan tumbuh double digit sekita 15% year on year (yoy).
Baca Juga: Peternak ayam dan perusahaan poultry atur harga, begini kesepakatannya
Adapun Tommy belum bisa memprediksi laba yang akan diraih perusahaan di tahun ini karena menurutnya ada faktor harga ayam yang tidak diketahu akan seperti apa. "Minimal tidak lebih jelek dari tahun lalu saja labanya," kata Tommy.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Desianto Budi Utomo mengatakan, penguatan rupiah tentu berdampak pada kas perusahaan pakan ternak karena sebagian bahan baku masih diimpor.
Baca Juga: Harga saham turun, begini valuasi saham emiten poultry, Kamis (19/12
"Bahan baku pakan ternak volumenya hanya sekitar 35% impor tapi nilainya (value of money) memang dapat berkontribusi sekitar 60% dari total biaya produksi," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (29/1).
Artinya, meski mempengaruhi kas perusahaan, sejauh spread dolar AS tidak terlalu lebar maka tidak terlalu besar dampaknya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News