Reporter: Raka Mahesa W |
JAKARTA. Lagi-lagi lelang kayu secara online di iPasar milik PT Perhutani lesu. Tapi berbeda dengan sebelumnya, kali ini penyebab sepinya lelang bukan lagi akibat seretnya pasokan kayu jati. Adalah penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa waktu terakhir yang membuat para eksportir menahan diri berbelanja kayu jati melalui iPasar.
Harga lelang di iPasar pun turun. Tadinya, kayu dijual dengan harga penjualan langsung plus harga harapan 2,5%. Harga harapan ini dihitung dengan basis harga penjualan langsung. Tapi, kini tambahan harga harapan dihapus. Artinya, harga jual kayu secara online sama dengan banderol saat dijual di pasar biasa.
Pada perdagangan kemarin, harga kayu jati A3 berukuran diameter 30 cm adalah Rp 6 juta per meter kubik. Kayu jati A2 berdiameter 20-29 cm dibanderol Rp 4 juta - Rp 5 juta per meter kubik. Sedang harga kayu jati A1 berdiameter 10-19 cm Rp 3 juta.
Kendati harga harapan sebesar 2,5% ditiadakan, penjualan kayu di iPasar tetap jauh menurun. Selama Senin (16/8) - Kamis (19/8) minggu ini, omzet penjualan kayu baru menyentuh Rp 22 juta. Padahal, pekan lalu, omzet penjualan kayu masih Rp 77 juta.
Selama ini para eksportir banyak mengirimkan kayu jati Indonesia ke Eropa dan Amerika Serikat. Konsumennya sebagian besar adalah industri pengolah kayu lokal atau perwakilan dari negara tujuan ekspor tersebut di Indonesia.
Franciscus Xaverius Judamanto, Direktur Perdagangan PT iPasar Indonesia menegaskan, tidak ada masalah dengan pasokan, kualitas atau spesifikasi kayu. Hanya saja, serapan pasar melemah karena rupiah masih berada di bawah Rp 9.000 per dollar AS. Akibatnya, industri lokal yang biasa mengolah kayu jati menjadi barang setengah jadi atau untuk ekspor kini tidak melakukan pembelian karena kurangnya permintaan dari negara tujuan ekspor.
Meski begitu, Sudaryana, Manager Pemasaran Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten tidak yakin penguatan dollar menjadi penyebab utama lesunya lelang kayu di iPasar. Ia tetap menilai, lesunya penjualan kayu terjadi akibat keterlambatan pasokan. Sebab, di wilayah Cirebon dan sekitarnya, hujan terus menerus turun sehingga menghambat pengiriman barang.
Lihat saja, beberapa hari lalu, Sudaryana mengaku baru mengirimkan 200 meter kubik kayu dari Ciamis ke iPasar. Pengiriman ini sedikit terlambat karena cuaca hujan membuat kayu yang sudah ditebang tak bisa diangkut. "Dengan pasokan kayu ini, penjualan bisa kembali terdongkrak," kata Sudaryana kepada KONTAN, Kamis (19/8).
Jumlah ini memang lebih sedikit dibandingkan dengan kondisi normalnya. Biasanya, Perhutani wilayah Jawa Barat dan Banten bisa mengirimkan kayu jati hingga 500 meter kubik per hari ke iPasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News