Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Pengguna yang tidak memiliki kartu kredit, jelas Caesar, memilih untuk membayar pada saat-saat terakhir dan seringkali harus membayar lebih tinggi karena harga-harga cenderung naik bila terlalu dekat dengan waktu pemesanan, ditambah lagi risiko penawaran semula tidak lagi tersedia.
“Kami tidak menyangka bahwa lebih dari separuh transaksi wisata melalui Traveloka di Indonesia dilakukan melalui transfer antar bank. Kami menyadari bahwa banyak pengguna tidak memiliki kartu kredit walaupun data kami menunjukkan bahwa hampir semua pengguna mampu membayar di muka, bahkan sebelum mereka menggunakan layanan-layanan kami,” jelas Caesar.
Berdasarkan pengetahuan tersebut, Traveloka meluncurkan Traveloka PayLater pada 2018 di Indonesia untuk memudahkan pengguna memenuhi kebutuhan gaya hidup mereka. Traveloka bermitra dengan beberapa bank terkemuka untuk memperluas layanan seperti Traveloka PayLater Card yang merupakan kartu kredit hasil kerjasama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Traveloka juga bekerjasama dengan Bank Negara Indonesia (BNI) dalam peluncuran Traveloka PayLater Virtual Number (berikutnya disebut Virtual Number), yang pertama di Indonesia.
Baca Juga: Ini Tips Perjalanan Jelajahi 5 Destinasi Super Prioritas dari Traveloka
Layanan ini memungkinkan pengguna bertransaksi dengan aman dan mudah di pasar dan toko online dengan menggunakan rangkaian 16 angka unik terintegrasi dengan aplikasi seluler Traveloka.
Dalam waktu sebulan setelah peluncurannya, Virtual Number digandeng oleh online marketplace ternama di Indonesia, begitu juga dengan perusahaan kosmetik internasional, dan ratusan merek terkenal Indonesia.
Layanan Virtual Number telah digunakan untuk transaksi di lebih dari 20 toko online, sementara 50 persen dari pengguna yang telah mengaktifkan layanan tersebut telah menikmati pengaturan cicilan pinjaman dalam jangka waktu 1 - 12 bulan.
“Kelebihan layanan Traveloka adalah kami memahami pelanggan kami, kemampuan keuangan mereka, bagaimana pola belanja mereka – bahkan pilihan wisata mereka. Teknologi kecerdasan buatan dan pemelajaran mesin (machine learning) memberi penilaian yang akurat mengenai kelayakan para peminjam untuk mengurangi risiko gagalnya pelunasan pinjaman. Menurut kami, informasi tersebut sangat relevan bagi bisnis layanan pinjam meminjam uang dan tidak semua pemain di industri ini memilikinya,” terang Caesar.
“Banyak pemain telah memasuki pasar BNPL, tetapi saya yakin pasar ini cukup besar untuk semua. Walau begitu, kami di Traveloka akan terus berinovasi untuk membantu masyarakat Indonesia memenuhi kebutuhan harian mereka sekaligus meningkatkan kualitas gaya hidup mereka. Kami lebih puas bila layanan yang kami tawarkan menguntungkan pengguna,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News