Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor logistik Indonesia tengah berada pada momentum penting untuk melakukan transformasi besar-besaran.
Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Akbar Djohan menegaskan, efisiensi dan digitalisasi menjadi kunci untuk menekan biaya logistik nasional agar lebih kompetitif di tingkat global.
"Logistik adalah urat nadi perdagangan. Jika sistemnya tidak efisien, maka biaya tinggi akan menjadi beban bagi semua sektor. Visi kita adalah menghadirkan logistik yang terintegrasi, transparan, dan berdaya saing global," ujar Akbar Djohan dalam keterangannya, Sabtu (20/9/2025).
Baca Juga: Dorong Transformasi Logistik, ALFI CONVEX 2025 akan Digelar November Nanti
Biaya Logistik Masih Tinggi
Akbar menuturkan, transformasi logistik tidak hanya soal pembangunan infrastruktur, tetapi juga sinkronisasi kebijakan dengan dukungan digitalisasi, keberlanjutan (sustainability), dan peningkatan kapasitas SDM.
Saat ini, biaya logistik Indonesia masih berada di angka 14,29% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Menurut Akbar, angka tersebut terlalu tinggi dan menekan daya saing produk Indonesia di pasar global.
“Kalau kita ingin bersaing di tingkat global, maka biaya logistik harus bisa ditekan. Digitalisasi bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan mendesak,” tegasnya.
Baca Juga: Konflik AS-Iran Ancam Rantai Pasok Global, ALFI Dorong Penguatan Logistik Nasional
Digitalisasi dan Sustainability
Salah satu langkah nyata yang tengah didorong ALFI adalah implementasi sistem logistik terintegrasi berbasis teknologi.
Pemanfaatan big data, smart warehouse, hingga sistem pelabuhan modern diharapkan mampu mempersingkat rantai pasok dan menurunkan biaya distribusi.
"Digitalisasi akan membawa efisiensi, transparansi, dan kecepatan layanan. Selain itu, kita juga harus menyiapkan SDM yang mampu beradaptasi dengan teknologi baru," jelas Akbar.
Selain digitalisasi, Akbar juga menekankan pentingnya praktik logistik ramah lingkungan. Hal ini termasuk pengurangan emisi karbon dan penggunaan energi hijau dalam rantai pasok.
"Transformasi logistik harus sejalan dengan agenda keberlanjutan global. Kita tidak hanya bicara efisiensi, tetapi juga tanggung jawab pada lingkungan," tambahnya.
Baca Juga: Tarif AS 19% Berlaku, Pemerintah Diharapkan Bisa Turunkan Biaya Logistik Domestik
ALFI Convex 2025
Untuk mempercepat langkah transformasi, ALFI akan menggelar ALFI Convex 2025 pada 12–14 November 2025 di ICE BSD, Tangerang, Banten.
Pameran dan konferensi logistik terbesar di Indonesia tersebut mengusung tema “Indonesia in Motion: Transformasi Logistik Menuju Indonesia Emas 2045.”
"ALFI Convex 2025 akan menjadi ajang strategis mempertemukan pemerintah, pelaku usaha, asosiasi, dan investor dalam mempercepat transformasi logistik nasional," kata Akbar.
Dengan upaya ini, ALFI berharap Indonesia dapat segera memiliki sistem logistik yang lebih efisien, terintegrasi, dan berdaya saing global.
"Kami optimistis, jika semua pihak bersinergi, Indonesia bisa menjadi kekuatan logistik regional bahkan global," pungkasnya.
Selanjutnya: Kemenperin Ungkap Potensi Industri Alat Olahraga di Pasar Domestik dan Ekspor
Menarik Dibaca: 5 Tanaman Pembawa Sial yang Harus Disingkirkan dari Rumah, Ada Mawar!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News