Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus mengakselerasi ambisi swasembada pangan dan penguasaan pasar global lewat inovasi pertanian serta hilirisasi industri.
Salah satu pusat perhatian adalah wilayah Danau Toba, yang kini disiapkan menjadi hub riset dan produksi komoditas strategis nasional.
Baca Juga: Luhut Soroti Impor Bawang Putih US$ 177 Juta: Dulu Kita Pernah Swasembada
Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, saat ini pemerintah sedang membangun ekosistem riset dan industri di sekitar Danau Toba, termasuk pusat sekuensing genom tanaman, dengan fokus awal pada bawang putih.
“Saat ini kami sedang mengerjakan bawang putih. Kami siap tanam di sana,” ujar Luhut dalam acara International Conference on Infrastructure (ICI) 2025, Kamis (12/6).
Dengan target hasil 20 ton per hektare, pemerintah menargetkan pengurangan impor bawang putih yang kini mencapai hampir US$ 800 juta per tahun dalam tiga hingga empat tahun ke depan.
Tak hanya bawang putih, pemerintah juga membidik rumput laut sebagai sumber biofuel murah.
Baca Juga: BPS: RI Impor 82.600 Ton Bawang Putih dalam 4 Bulan Pertama 2025
Luhut membandingkan potensi ini dengan keberhasilan hilirisasi nikel yang sempat diragukan, namun kini menjadi andalan ekspor nasional.
“Saya harap Anda tidak pesimis tentang impian ini,” tegasnya.
Yang menarik, Luhut mengungkap potensi hilirisasi kemenyan (frankincense) yang selama ini luput dari perhatian nasional.
Indonesia disebutnya menyumbang 80% pasokan frankincense global, dengan sekitar 35.000 hektare lahan kemenyan berada di kawasan Danau Toba.
“Kami sangat terkejut tentang ini. Kami tidak tahu sebelumnya bahwa Indonesia memasok 80% secara global,” katanya.
Data awal menunjukkan bahwa 75.000 pohon kemenyan di wilayah itu mampu menghasilkan 75.000 kilogram frankincense.
Baca Juga: 14 Manfaat Makan Bawang Putih Mentah untuk Kesehatan Tubuh
Dengan nilai pasar global mencapai US$ 23 miliar, komoditas ini dipandang sebagai peluang hilirisasi baru yang menjanjikan.
Namun, Luhut menegaskan bahwa potensi itu harus ditopang oleh infrastruktur dasar yang kuat. Ia menyebut, sejumlah proyek seperti jalan tol dan konektivitas kawasan sudah mulai dibangun untuk mendukung rantai pasok dan distribusi.
Selanjutnya: Bahlil Minta Proyek Gas di Papua Barat Libatkan Masyarakat Lokal
Menarik Dibaca: Promo Guardian Super Hemat 12-25 Juni 2025, Tambah Rp 1.000 Dapat 2 Imboost
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News