kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Masih ada holding BUMN yang belum optimal, begini kata pengamat


Selasa, 13 April 2021 / 22:22 WIB
Masih ada holding BUMN yang belum optimal, begini kata pengamat
ILUSTRASI. Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). ANATAR FOTO/Aprillio Akbar/nz


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi

Asal tahun saja, sepanjang PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) bukukan pendapatan Rp 16,53 triliun, anjlok 39,23% dari tahun sebelumnya. Laba bersih WIKA pun turun signifikan hingga 91,87% menjadi Rp 185,77 miliar.

Sementara itu, jumlah liabilitas jangka pendek WIKA naik menjadi Rp 44,16 triliun dari Rp 30,34 triliun pada 2019. Meski jumlah liabilitas jangka panjang WIKA mengalami penurunan, namun total liabilitas WIKA menanjak jadi Rp 51,45 triliun dari 2019 yakni Rp 42,89 triliun.

Turut mengekor, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) juga mencatatkan penurunan laba bersih hingga 96,39%, dengan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 23,97 miliar sepanjang tahun lalu.

Jumlah liabilitas ADHI pada tahun 2020 tercatat sebesar Rp 32,51 triliun, naik 9,53% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 29,68 triliun. Liabilitas jangka pendek ADHI per tahun lalu senilai Rp 27,06 triliun, sedangkan liabilitas jangka panjang sebesar Rp 5,44 triliun.

Baca Juga: Hingga kuartal I, pembiayaan PNM capai Rp 11,1 triliun

Tak sampai di sana, PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang sebelumnya mampu mencetak laba Rp 938,14 miliar di 2019, justru berbalik merugi hingga Rp 7,38 triliun di 2020.

Liabilitas jangka pendek WSKT meningkat jadi Rp 48,23 triliun pada 2020 dari sebelumnya Rp 45,02 triliun. Meski total liabilitas menurun dari Rp 93,47 triliun pada 2019 menjadi Rp 89,01 triliun pada 2020, namun bertambahnya jumlah ruas tol milik Waskita yang beroperasi justru menambah beban pinjaman yang mencapai Rp 4,74 triliun atau melonjak 31% secara tahunan.

Adapun kinerja MIND ID dalam laporan keuangan per 31 Desember 2020 mencatatkan penurunan pendapatan 17,5% menjadi Rp 66,56 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 80,63 triliun. Hal ini tercermin dari turunnya pendapatan anak usaha MIND ID, seperti PT Bukit Asam (PTBA) yang turun 20,47% menjadi Rp 17,32 triliun, Antam turun 16,32% ke level Rp 27,37 triliun dan PT Timah (TINS) turun 21,35% ke level Rp 15,21 triliun. 

Adapun rasio utang terhadap modal atau debt equity ratio (DER) MIND ID per 2021 tercatat meningkat dari tahun sebelumnya 1,3 kali menjadi 1,49 kali. Hal ini disertai liabilitas yang naik 16,27% menjadi Rp 108,19 triliun dan ekuitas yang naik tipis 1,1% ke level Rp 72,58 triliun. 

Dengan begitu, hingga 31 Desember 2020 MIND ID masih membukukan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk yakni Rp 698,17 miliar. Capaian tersebut lebih baik dibandingkan kinerja perusahaan di 2019 yang masih membukukan rugi hingga Rp 1,2 triliun.

Selanjutnya: Pertamina janji percepat agenda transisi energi baru terbarukan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×