kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,85   2,25   0.25%
  • EMAS1.378.000 0,95%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Mastel: Tarif Internet di Indonesia Termasuk Paling Murah


Selasa, 09 Mei 2023 / 16:14 WIB
Mastel: Tarif Internet di Indonesia Termasuk Paling Murah
ILUSTRASI. Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) menilai Tarif Internet di Indonesia termasuk Paling Murah. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/hp.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) menyatakan perang tarif di antara penyedia layanan internet (ISP) jaringan tetap pita lebar atau fixed broadband saat ini sudah tidak separah dulu.

Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional Mastel Sigit Puspito Wigati Jarot mengatakan, tarif internet di Indonesia sudah termasuk paling murah di dunia, bahkan untuk di kawasan Asia Tenggara.

"Kenyataannya tarif internet di Indonesia sudah termasuk kelompok (negara) termurah di dunia," kata Sigit saat ditemui Kontan.co.id, di Jakarta, Selasa (9/5).

Baca Juga: Dukung Percepatan Transformasi Digital, APJII akan Gelar DTI-CX pada Juli 2023

Menurutnya, jika tarif internet dipaksa lebih murah lagi risikonya adalah perusahaan yang menyelenggarakan jaringan internet bisa jadi menjadi tidak sustainable.

"Jika tidak sustainable, maka dampaknya nanti ekspansi jaringan dan peningkatan kualitas jaringan menjadi terganggu," ujarnya.

Sigit menuturkan, tantangan saat ini adalah masyarakat atau pengguna perlu tahu bahwa tarif internet di Indonesia sudah termasuk yang paling murah dan masyarakat harus diedukasi penggunaan internet harus digunakan untuk hal-hal yang produktif.

Sigit menilai, perang tarif di antara penyedia jaringan internet sudah tidak separah dahulu. Pasalnya, dalam survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2023 terhadap 239 anggotanya, persaingan antara ISP di wilayah operasional terbilang tinggi.

Sebanyak 40,2% responden menyebut tingkat persaingan ISP cukup tinggi; 29,7% menyebut oersaingan berada di tingkat tinggi; 27,2% menyebut tinggi sekali, dan hanya 2,9% yang menganggap persaingan ISP rendah. Masalahnya adalah persaingan yang terlalu tinggi (21,3%), regulasi dan kebijakan yang kurang mendukung (10,5%).

Sigit menerangkan, kondisi konsumsi penggunaan data internet di Indonesia masih minim. Oleh sebab itu, ke depan harus ada perencanaan kira-kira idealnya konsumsi data per kapita di Indonesia itu seberapa.

"Sekarang kondisinya 0,3 wat per kapira yang mana ini termasuk rendah, bahkan untuk ukuran di Asia Tenggara," tambahnya.

Lebih lanjut, Sigit bilang hal ini harus dikoreksi sebab katanya orang Indonesia tinggi untuk penggunaan internetnya, tapi nyatanya penggunaan datanya hanya 0,3 wat per kapita.

"Bisa jadi ini adalah masalah regulasi, ternyata regulasi masih perlu dibenahi. Jadi, nanti ada proyeksi kebutuhan datanya seperti apa harus disediakan seperti apa, iklim usaha harus dibikin sehat dan kondusif, sehingga angka penggunaan data kita meningkat," ungkapnya.

Baca Juga: Data Ponsel Tak Bisa Diandalkan Lagi

"Tarif internet sudah murah, tapi kok jumlah datanya dibandingkan luar negeri masih sangat rendah," ujarnya.

Artinya, lanjut Sigit, ada ruang untuk perbaikan seperti regulasi harus mendorong supaya industri sehat, sehingga konsumsi data di Indonesia bisa lebih tumbuh lagi.

Adapun, Sigit memandang bahwa persaingan dan peluang usaha jasa internet di Indonesia masih cukup menarik. 

"Dunia usaha melihat masih ada peluang untuk masuk, pengguna internet juga terus tumbuh," pungasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×