Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)/PLN telah menerbitkan obligasi global. Jumlahnya setara US$ 1,5 miliar atau setara Rp 23,9 triliun. Obligasi yang ditawarkan PLN kali ini terdiri dari US$ 500 juta dengan tenor 10 tahun dan 3 bulan dengan bunga setara 5,37%, US$ 500 juta dengan tenor 30 tahun 3 bulan dengan bunga setara 6,25%, dan € 500 juta dengan tenor 7 tahun dengan bunga setara 2,875%.
Direktur Keuangan PLN, Sarwono, mengatakan penerbitan obligasi global PLN ini direspon bagus sekali oleh investor global. Makanya PLN bisa mendapatkan pendanaan seperti yang diharapkan. "Alhamdulliah dengan situasi global seperti ini, kami sebagai korporasi Indonesia mendapat tanggapan yang bagus dari investor. Kami mendapat harga yang bagus dan jumlahnya sesuai harapan,"ungkap Sarwono.
Sarwono pun bilang hasil penerbitan obligasi global ini akan segera cair pada pekan ini juga. "Penawaran obligasi sudah jadi. Tinggal nanti efektinya 25 Oktober," kata Sarwono.
Nah, dana yang didapat dari penebritan obligasi global ini rencananya akan digunakan untuk proyek-proyek infrastruktur kelistrikan. Terutama untuk investasi PLN di proyek 35.0000 megawatt (MW). "Mayoritas untuk pembangkit, kalau ada yang lain pun kecil. Intinya mayoritas ke pembangkit, bagian dari 35000 MW," ungkap Sarwono.
Direktur Pengadaan Strategis 2 PT PLN (Persero), Supangkat Iwan Santoso menambahkan dana yang didapat PLN dari penerbitan obligasi global tersebut bahkan bisa digunakan untuk investasi pembangkit listrik di luar proyek 35.000 MW. "Mungkin sudah beyond 35.000 MW. Tapi sekarang sampai 35.000 MW," ujarnya.
PLN memang saat ini sedang melaksanakan program pembangkit listrik 35.000 MW. Selain itu, PLN juga masih mengerjarakan proyek pembangkit listrik sebesar 7.000 MW yang merupakan bagian dari proyek Fast Track Project (FTP).