kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengintip progres pembangunan proyek transit oriented development di Jakarta


Minggu, 29 Juli 2018 / 19:55 WIB
Mengintip progres pembangunan proyek transit oriented development di Jakarta
ILUSTRASI. GROUND BREAKING TOD JUANDA


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembangan proyek properti berbasis transit oriented development (TOD) di Jakarta sudah ramai diperbincangkan sejak dua tahun lalu.

Sejumlah developer mulai mengembangkan proyek dengan embel-embel TOD walaupun belum benar-benar mengadopsi konsep kawasan TOD yang sebenarnya seperti di negara-negara maju.

Bahkan, pengembang pelat merah sudah melakukan seremoni groundbreking sejumlah proyek TOD yang terintegrasi dengan stasiun commuter line tahun 2017. Seremoni itu dilakukan dengan gemerlap dihadiri sejumlah menteri mulai dari Menteri BUMN, Menteri Perhubungan, hingga Menteri PUPR.

Tahun lalu, setidaknya ada tiga proyek TOD di stasiun comuterline di wilayah DKI jakarta yang peletakan batu pertamanya diresmikan oleh ketiga meneteri tersebut didampingi oleh pejabat perusahaan BUMN terkait yang akan terlibat dalam pengembangan proyek-proyek itu. Namun hingga tahun berganti tahun, belum terlihat progres pembangunan di ketiga proyek itu.

Salah satu proyek TOD itu dikembangkan oleh PT PP Properti Tbk (PPRO). Anak usaha PTPP akan menggarap proyek di Stasiun Juanda bekerjasama dengan PT KAI sebagai pemilik lahan.

Sementara Perum Perumnas menggarap TOD Stasiun Tanjung Barat dengan menggandeng KAI dan Wika Gedung menggarap TOD Stasiun Pasar Senen. Perumnas sebenarnya menggarap dua TOD, namn satunya lagi berlokasi Stasiun Pondok Cina, Depok.

Meski belum ada perkembangan hingga saat ini, namun sudah ada beberapa proyek yang sudah dipasarkan. Proyek TOD Stasiun Tajung Barat misalnya, telah dipasarkan sejak tahun lalu dan susah melakukan pemilihan unit pada akhir Maret 2018. Perumnas kala itu menjanjikan proyek itu akan rampung dibangun tahun 2019.

Adapun untuk proyek yang berlokasi di Pondok Cina, Perumnas sudah membuka pemesanan unit kepada konsumen sejak pelaksanaan groundbreaking tahap I pada Oktober 2017. Namun, saat Kontan.co.id mencoba menanyakan perkembangan kedua proyek tersebut, management Perumnas enggan memberikan respon.

Sedikit tertinggal dengan Perumnas, PP Properti dan Wika Gedung belum memulai pemasaran untuk proyek TOD yang mereka garap meskipun sudah groundbreaking sejak hampir setahun yang lalu.

Indaryanto, Direktur Keuangan PP Properti mengaku, pengembangan proyek TOD Stasiun Juanda itu masih terkendala masalah perizinan. Hingga saat ini, pihaknya belum mendapatkan izin untuk membangun proyek itu meski sudah lama di ajukan ke Pemda DKI Jakarta.

Melihat perkembangan itu, PP Properti masih belum yakin apakah pemasaran proyek itu bisa dilakukan semester II 2018 ini sesuai target perusahaan sebelumnya. Pemasaran atau penjualan baru akan dimulai jika segala aspek perizinannya telah lengkap.

"Perizinan TOD ini tidak gampang. Belum ada perkembangan hingga saat ini. Kita sudah memasukkan perizinan dan masih di tim Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). PTSP sebenarnya tidak ada masalah, tapi mereka masih menunggu Rapat pimpinan gubernur DKI. Jadi kami pun masih menunggu rapat tersebut." jelas Indaryanto pada Kontan.co.id, Jumat (27/7).

Peran Swasta

Selain perusahaan BUMN, pengembang swasta juga terlibat dalam pengembangan kawasan TOD. PT Intiland Development Tbk (DILD) misalnya akan mengembangkan proyek TOD yang akan terintegrasi dengan MRT Jakarta.

Intiland akan mengembangkan TOD yang akan terintegrasi dengan proyek MRT. Ada tiga proyek perusahaan yang akan dikembangkan menjadi kawasan TOD yaitu South Quarter, Intiland Tower, dan Proyek Kebon Melati. Di Intiland Tower, perusahaan akan mengembangkan kawasan TOD yang akan terhubung dengan stasiun MRT di Benhil.

Theresia Rustandi, Sekretaris Intiland menjelaskan, konsep TOD yang akan mereka bangun akan menghadirkan kemudahan accessibility, connectivity, walkability, dan sustainability.

"Proyek itu akan bersifat mix-use dalam komplex masa bangunan. Di dalamnya akan hadir work-reside-play (komersil-hunian-rekreasi) yang sebagian akan dijual dan sebagian lagi akan disewakan untuk menjamin sebuah kualitas dan kesinambungan bagi perusahaan," jelas Theresia.

Theresia bilang, pengembangan proyek Kawasan TOD itu akan disesuaikan dengan skala proyeknya. Intiland menargetkan untuk beberapa pengembangan sudah bisa dirasakan manfaatnya segera setelah MRT beroperasi.

Namun, Theresia tidak bersedia menyebutkan nilai investasi yang mereka siapkan untuk pengembangan proyek TOD. "Nilai investasi masih dalam perhitungan. Kecenderungannya akan lebih besar dari development umumnya karena terkait dengan penyediaan ruang publik yang lebih banyak dan mempertimbangkan keselamatan,"katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×