kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Mengulik prospek miliarder baru yang tumbuh dari bisnis start up digital


Minggu, 11 Juli 2021 / 18:46 WIB
Mengulik prospek miliarder baru yang tumbuh dari bisnis start up digital
ILUSTRASI. Mitra layanan ojek daring Gojek menunjukkan logo merger perusahaan Gojek dan Tokopedia. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

Ian menilai, di masa mendatang pasti akan muncul kembali orang-orang kaya baru yang besar dari perusahaan star up digital. Kembali lagi, hal ini seiring dengan ekosistem ekonomi digital yang semakin digandrungi banyak kalangan.

Para miliarder muda ini juga berkesempatan menyaingi para konglomerat lama yang besar dari bisnis non digital. Namun, hal itu bergantung dari sejumlah faktor. Salah satu faktor yang membuat posisi orang kaya lama tetap eksis adalah mereka memiliki diversifikasi bisnis yang luas, termasuk ke perusahaan digital.

“Konglomerat lama ikut menikmati keberadaan perusahaan digital yang sedang menanjak sebagai salah satu pemilik sahamnya,” ujar Ian.

Di samping itu, tidak dapat dimungkiri bahwa perusahaan digital pun masih cukup bergantung pada pendanaan ataupun kolaborasi bisnis dengan para konglomerat lama. Dalam hal ini, ekosistem bisnis yang dibangun perusahaan digital tetap harus melibatkan peran konglomerat lama yang beberapa di antaranya punya jangkauan bisnis lebih luas.

Ian juga menyoroti prospek persaingan perusahaan digital ketika Bukalapak dan GoTo berhasil IPO di bursa saham. Menurutnya, ekosistem ekonomi digital pada akhirnya tak hanya terkonglomerasi pada perusahaan-perusahaan seperti itu.

Perusahaan-perusahaan yang dikelola oleh konglomerat lama pun tentu tidak akan tinggal diam, terlebih jika mereka memiliki amunisi yang lebih lengkap seperti infrastruktur telekomunikasi dan manufaktur, hingga distribusi dan pusat data.

Selanjutnya: Perusahaan teknologi Asia ramai antre IPO, apa yang harus dilakukan investor?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×