kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.912.000   -20.000   -1,04%
  • USD/IDR 16.450   167,00   1,00%
  • IDX 6.816   48,94   0,72%
  • KOMPAS100 985   6,24   0,64%
  • LQ45 763   1,83   0,24%
  • ISSI 216   1,39   0,64%
  • IDX30 397   1,52   0,38%
  • IDXHIDIV20 474   2,31   0,49%
  • IDX80 111   0,22   0,20%
  • IDXV30 115   -0,82   -0,71%
  • IDXQ30 130   0,67   0,52%

Menimbang Peluang Industri F&B Via Fi Asia Thailand & Vitafoods Asia 2025


Jumat, 02 Mei 2025 / 17:14 WIB
Menimbang Peluang Industri F&B Via Fi Asia Thailand & Vitafoods Asia 2025
Fi Asia Thailand & Vitafoods Asia 2025 akan diselenggarakan pada 17 – 19 September 2025 di Queen Sirikit National Convention Center (QSNCC), Bangkok, Thailand.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Industri makanan dan minuman alias food and beverage (F&B) terus berkembang, sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Informa Markets akan mengelaborasi potensi di sektor ini melalui Fi Asia Thailand 2025 & Vitafoods Asia 2025.

Pameran ini diklaim sebagai ajang terbesar di Asia yang mengulas industri F&B serta produk nutrisi dan suplemen makanan. Fi Asia Thailand & Vitafoods Asia 2025 akan diselenggarakan pada 17 – 19 September 2025 di Queen Sirikit National Convention Center (QSNCC), Bangkok, Thailand.

KONTAN berkesempatan untuk menghadiri pra-event Fi Asia Thailand and Vitafoods Asia 2025 di Chiang Mai, Thailand. Dalam media trip yang berlangsung 22 - 25 April 2025 itu, Informa Markets membeberkan potensi industri Negeri Gajah Putih yang mampu eksis di panggung global.

Regional Portfolio Director – ASEAN  Informa Markets, Rungphech Chitanuwat mengungkapkan wilayah utara Thailand seperti Chiang Mai memiliki ekosistem penopang industri pangan. Selain kaya dengan bahan baku pertanian, wilayah utara Thailand juga memiliki pengembangan riset dan teknologi di sektor pangan.

Baca Juga: Cukai Minuman Manis Berlaku Juli 2025, IFF Dorong Inovasi Rasa Sehat di Industri F&B

"Thailand memiliki potensi besar di sektor ini. Kami ingin memperkuat integrasi antara riset dan produksi, agar produk lokal bisa menjadi produk bernilai tinggi dan masuk ke pasar global secara berkelanjutan," ungkap Rungphech, Rabu (23/4).

Wilayah utara Thailand seperti Provinsi Chiang Mai dan Lamphun memiliki industri pertanian dan pengolahan pangan yang mumpuni. Beberapa perusahaan keluarga di wilayah itu pun telah menjelma menjadi korporasi yang mampu memasok produk ke pasar internasional.

Contohnya Nopphada Superfoods Co. Ltd. yang mengandalkan produk fermentasi bawang putih, Black Garlic untuk menembus pasar ekspor. Kemudian ada Sunsweet Public Company Limited, salah satu pemain utama di industri jagung manis. 

Dengan merek KC, Sunsweet juga memacu diversifikasi produk hasil pertanian lainnya untuk menyasar pasar lokal dan internasional. Contoh lainnya ada Chiangmai Healthy Product Co. Ltd. yang menjadi salah satu pemain utama di bisnis madu dan peralatan untuk peternak lebah.

Tak hanya dari sisi korporasi, perguruan tinggi di Thailand juga menjadi bagian dari ekosistem industri pangan. Seperti Chiang Mai University yang memiliki Glycemic Index Center (GIC). Lembaga ini mendorong riset dan inovasi produk pangan agar tetap memenuhi unsur kesehatan yang diakui secara internasional.

"Pengembangan industri pangan tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Kolaborasi menjadi kunci untuk membuka peluang dan memperkuat daya saing, apalagi di tengah ketidakpastian ekonomi," tandas Rungphech.

Baca Juga: Menakar Dampak Cukai Minuman Manis dan Label Gizi pada Industri Makanan dan Minuman

Rungphech berharap Fi Asia Thailand & Vitafoods Asia 2025 bisa menjadi ajang yang mempertemukan pelaku kepentingan di industri F&B dan produk nutrisi, untuk mengembangkan potensi dari sisi bisnis maupun inovasi. Agenda ini juga diharapkan membuka peluang kolaborasi, terutama di lingkup Asia Tenggara.

Fi Asia Thailand 2025 diproyeksikan bisa menarik lebih dari 23.000 pengunjung dan partisipasi dari lebih 750 perusahaan yang mengikuti pameran. Sedangkan Vitafoods Asia 2025 ditaskir akan dihadiri sekitar 13.000 pengunjung dengan partisipasi dari 650 peserta pameran.

Sebagai wilayah terbesar dan populasi terbanyak di Asia Tenggara, Indonesia diharapkan bisa mengambil peran dalam pengembangan industri pangan di kawasan ASEAN. Apalagi, Indonesia akan menjadi tuan rumah dalam gelaran Fi Asia berikutnya, yang dijadwalkan akan berlangsung pada 16 - 18 September 2026.

Selanjutnya: Sinar Mas (SMAR) Catat Pertumbuhan Laba Bersih 39,63% pada 2024

Menarik Dibaca: Cuaca Besok di Bali, Ini 7 Wilayah yang Diguyur Hujan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×