kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   -5.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.886   -21,00   -0,12%
  • IDX 6.723   44,46   0,67%
  • KOMPAS100 969   3,78   0,39%
  • LQ45 753   2,64   0,35%
  • ISSI 213   1,37   0,65%
  • IDX30 391   1,13   0,29%
  • IDXHIDIV20 470   2,27   0,49%
  • IDX80 110   0,29   0,26%
  • IDXV30 115   0,00   0,00%
  • IDXQ30 128   0,75   0,59%

Menjajal Laba Sekolah Musik dari Chic''s


Senin, 22 September 2008 / 19:49 WIB
Menjajal Laba Sekolah Musik dari Chic''s
ILUSTRASI. TAJUK - Khomarul Hidayat


Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Test Test

JAKARTA. Anak muda di Indonesia semakin doyan bermain musik. Mereka mendirikan band, berlatih musik secara rutin, dan sesekali mengisi pentas seni. Syukur-syukur, mereka berharap bisa masuk ke dapur rekaman dan bisa menjadi grup band terkenal.

Jemmy Suhadi, pemilik Lembaga Pendidikan Musik Chic''s, termasuk jeli melihat peluang bisnis dari demam bermain musik di kalangan anak muda. Ia mengusung bisnis studio musik dan kursus musik. Malahan, kini ia sudah mewaralabakan sekolah musik miliknya, Lembaga Pendidikan Musik Chic''s.

Jemmy sudah merintis bisnis di dunia seni sejak 1 Oktober 1989 silam. Mantan karyawan bagian accounting di perusahaan minyak Caltex itu mengawali bisnisnya dengan berjualan organ dan piano bekas.

Setelah dua tahun melakoni bisnis organ dan piano bekas, Jemmy akhirnya memiliki modal cukup berdagang semua jenis peralatan musik. Ia menjual gitar, bas dan drum yang menjadi modal utama band.

Sayang, toko musik milik Jemmy harus tutup lantaran terkena imbas tragedi kerusuhan 27 Juli 1996, sewaktu pecah konflik di tubuh Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Barang dagangan di toko miliknya rusak semua.

Jemmy mengaku beruntung, karena tak menyimpan semua alat musik di toko. Nah, alat musik yang selamat dari amukan kerusuhan itu ia gunakan sebagai modal membuka sekolah musik bernama Chic''s Musik, pada 1 Oktober 1997.

Waktu itu baru ada sekolah musik Yamaha yang mengajar kursus musik klasik. "Sementara sekolah musik yang mengajarkan konsep band belum ada," ujar Jemmy.

Dia pun akhirnya menggeluti bisnis sekolah musik. Singkat cerita, Chic''s Musik pun berkembang menjadi salah satu sekolah yang disegani sampai saat ini. Jemmy memperkirakan, sejak berdiri pada 1997, paling tidak sebanyak 25.000 orang pernah berguru di tempatnya.

Jemmy mengungkapkan, kurikulum pendidikan band menjadi keunggulan Chic''s ketimbang sekolah musik lain. Kurikulum itu memang fokus membentuk band profesional.

Melihat besarnya antusiasme murid SMP dan SMA belajar musik di Chic''s, Jemmy memutuskan untuk mewaralabakan sekolahnya sejak Januari 2007. Para pemodal yang tertarik mengambil waralaba miliknya harus menyiapkan uang paling sedikit Rp 350 juta.

Rinciannya, Rp 60 juta sebagai biaya membayar franchise fee, biaya pelatihan guru dan karyawan Rp 15 juta selama lima tahun. Biaya penyediaan peralatan musik Rp 110 juta, pengadaan alat kantor Rp 45 juta, biaya operasional selama tiga bulan pertama Rp 30 juta dan Rp 90 juta sebagai ongkos membangun studio dan mini concert hall.

Hitungan Jemmy, modal awal investasi itu akan kembali selama dua tahun. Dengan catatan, terwaralaba bisa merekrut murid rata-rata 200 orang per bulan. "Kami tentu saja akan membantu mempromosikan studio baru itu," ujar Jemmy.

Chic''s mengutip 10% royalty fee dari pendapatan kursus siswa setiap tahun, selama lima tahun. Biaya kursus di tiap sekolah Chic''s berbeda tergantung strategis tidaknya lokasi sekolah musik. Tarif berkisar antara Rp 225.000 hingga Rp 275.000 per murid per bulan.

Selain memperoleh merek dagang, para terwaralaba juga akan mendapatkan sistem manajemen administrasi, kurikulum dan buku pelajaran, sistem pendidikan musik, training karyawan, konsultasi tata ruang studio dan peredam ruangan. "Kalau terwaralaba mau berjualan alat musik saja, juga akan kami pasok. Misalnya, gitar yang harganya berkisar Rp 1 juta sampai Rp 40 juta," ujarnya.

 

Chic''s Musik

Jalan Pemuda No 65

 

Rawamangun, Jakarta Timur

 

Telp. 021-4893333

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×