Reporter: Mona Tobing | Editor: Hendra Gunawan
PEKANBARU. Menteri Perindustrian Saleh Husin mengingatkan pengusaha kertas untuk mulai menggarap industri hilir yang mengedepankan konsep berwawasan lingkungan. Pasalnya, pasar internasional kian menuntut produk hasil sumber daya alam yang ramah lingkungan.
Nah, jika tidak memenuhi kriteria tersebut, tentu akan sulit bagi pengusaha kertas nasional untuk bisa bersaing dalam rangka pasar bebas Asean (Masyarakat Ekonomi Asean/MEA).
Hal tersebut diungkapkan Saleh Husin di peresmian mesin kertas baru PT Riau Andalan Pulp and Paper (APRIL group) yang dilaksanakan hari ini, Jumat (22/5).
Ia juga meminta pengusaha kertas menerapkan standar industri yang lebih menitikberatkan pada efisiensi bahan baku, air dan energi. Ditambah lagi dengan diversifikasi energi, eco design, dan teknologi rendah karbon untuk meminimalisasi limbah.
"Dengan begitu akan berdampak pada ekspor produk kertas nasional yang akan naik," kata Saleh Husin, Jumat (22/5).
Husin menjelaskan, kebutuhan kertas dunia terus meningkat setiap tahun. Di 2020 mendatang, kebutuhan kertas diperkirakan akan naik menjadi 490 juta ton meningkat dari saat ini yang sekitar 394 juta ton.
Saat ini konsumsi kertas per kapita di Indonesia terbilang masih rendah yakni hanya sekitar 32,6 kilogram. Itu artinya potensi pengembangan dalam negeri juga masih besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News