kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menteri BUMN Erick Thohir klarifikasi penunjukan Abdee Slank dan Said Aqil Siiroj


Rabu, 02 Juni 2021 / 13:46 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir klarifikasi penunjukan Abdee Slank dan Said Aqil Siiroj
ILUSTRASI. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2020 di Jakarta, Jumat (28/5/2021). RUPS mengangkat Abdi Negara Nurdin atau yang akrab disapa Abdee Slank menjadi Komisaris. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa.


Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir akhirnya memberikan penjelasan mengenai pertimbangan Kementerian BUMN memilih komisaris, khususnya di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) yang memiliki kode saham TLKM di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Selain itu Erick Thohir juga memberikan klarifikasi mengapa memilih seorang tokoh agama yakni Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama, Said Aqil Siroj sebagai komisaris PT Kereta Api Indonesia (PT KAI).

Penjelasan Erick Thohir ini lantaran pemilihan dua orang komisaris tersebut mendapat banyak sorotan di masyarakat, karena dianggap kurang pas dengan kemampuan yang mereka miliki, untuk menjadi pengurus Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Januari 2020 saya bilang Telkom harus berubah, dan sekarang saham Telkom naik," kata Erick Thohir kepada Wartawan Rabu, 2 Juni 2021 seperti disiarkan langsung dalam kanal media sosial Instagram Kementerian BUMN.

Seperti kita tahu pada saat itu Erick Thohir yang belum lama dilantik menjadi menteri BUMN meminta agar Telkom tidak mengandalkan penghasilan dari anak usahanya PT Telkomsel. 

Erick Thohir menyebut penghasilan Telkom mayoritas berasal dari Telkomsel sehingga manfaat yang diberikan oleh PT Telkom kepada negara tidak lebih baik dibandingkan manfaat yang diterima oleh negara dari PT Telkomsel yang juga anak usaha PT Telkom.

Kritik lain yang diberikan Erick Thohir kepada PT Telkom saat itu adalah kemampuan PT Telkom untuk menyediakan infrastruktur big data seperti cloud, alias server.

Ia mencontohkan saat pelaksanaan Asian Games 2018, Erick Thohir sebagai ketua pelaksana mengaku terpaksa memilih Alibaba Cloud untuk menyediakan infrastruktur telekomunikasi. Sebab saat itu PT Telkom belum punya kemampuan untuk menyediakannya.

Tidak hanya itu, Erick Thohir juga menegaskan agar jangan sampai Telkomsel terjebak di bisnis yang eksisting. Sebagai Menteri BUMN, Erick Thohir menegaskan agar Telkomsel dan Telkom tidak boleh menjadi sunset industry.

"Telkomsel harus jadi perusaahan digital company, Jangan hanya jadi sumber dividen saja.  Karena itu bicara ekonomi digital ada turunannya, yakni bagaimana pengelolaan servis-servis baru di industri digital apakah data base, content dan lain-lain," terang Erick Thohir.

Lalu bagaimana arah bisnis Telkom? "Telkom harus menjadi services company, dan digital company, "kata Erick Thohir.

Sebab Erick Thohir menilai PT Telkom telah memiliki modal kuat yakni punya power sebagai perusahaan telekomunikasi nomor 1 di Indonesia, kenapa tidak fokus menggarap bisnis data center.

Pada kesempatan itu Erick Thohir juga menjelaskan pertimbangan Kementerian BUMN dalam pemilihan komisaris PT Telkom

Erick Thohir menyebut Kementerian BUMN juga memasukkan lawyer atau pengacara di jajaran Komisaris Telkom. 

Selain itu Erick Thohir juga memberikan kesempatan kepada profesional seperti Bambang Brodjonegoro, yang pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan, Menteri Riset dan Teknologi juga Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Kepala Bapenas 

Dengan kemampuan tersebut Erick Thohir bisa memberikan arahan untuk switch belanja modal (capex) Telkom sekaligus punya perencanaan jangka panjang. 

Lalu kenapa ada musisi dari Grup Slank seperti Abdee Negara? "Saya tidak memungkiri, apa salahnya jika Telkom ikut menghidupkan eksistensi musisi lokal?," kata Erick Thohir.

Sebab bagi Erick Thohir, saat ini persaingan digital global sangat ketat. Ia menyebut Disney dan pemain global lain yang menjual konten mereka di dalam negeri, sehingga perlu  adanya pengembangan konten lokal agar bisa bersaing dengan mereka.

Erick Thohir juga mencontohkan kebijakan Kementerian BUMN terhadap Perum Produksi Film Negara (PFN) yang direstrukturisasi pengelolaannya menjadi lembaga pembiayaan film, bukan pebuatan film.
 
"Ini yang terus kami perbaiki. Telkom punya Indihome di dalamnya banyak chanel yang harus diperbaiki. Kenapa musik anak negeri dan musik jalanan, konser virtual untuk musisi Indonesia, tidak mengisi konten tersebut? Sistem payment juga sudah bisa dilakukan. Ini yang saya terapkan, terang Erick Thohir.

Erick Thohir menegaskan kontes dalam pengangkatan komisaris sudah pasti ada. "Tapi percayalah jangan negatif, terhadap musisi Indonesia," katanya

Lalu Erick Thohir mengumpamakan, kalau dirinya suatu saat mengangkat seorang bintang film yang sudah pengalaman untuk mengurus BUMN, maka kebijakan ini bagian dari membangun ekosistem film itu sendiri. 

"Bagaimana dia pengalaman untuk mengembangkan bisnis. Jangan hanya bikin gaduh, ini komitmen saya, bagaimana mentransformasi BUMN," tandas Erick Thohir.

Pada kesempatan itu Erick Thohir juga menjelaskan pertimbangan dirinya untuk mengangkat seorang Kyai Nahdatul Ulama (NU) yakni Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj sebagai komisaris PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Menurut Erick Thoohir kebijakan memilih Kyai Haji Said Aqil Siroj sebagai komisaris PT KAI ini merupakan bagian dari upaya mengangkat ekonomi kerakyatan di Indonesia. 

Erick Thohir menyebut banyak isu sosial dalam proyek-proyek yang sedang digarap oleh PT KAI sehingga memerlukan pertimbangan matang dari tokoh masyarakat seperti Kyai Haji Said Aqil Siroj.

"Banyak isu sosial seperti pembebasan lahan untuk kereta cepat, dan sebagainya. Agar bisa berjalan sektor sosial banyak KAI yang belum optimal sektor usahanya," terang Erick Thohir.

Di sisi lain pemerintah saat ini terus berupaya agar BUMN tidak tergantung kepada pendanaan atau permodalan dari pemerintah.

Salah satu upayanya adalah mendirikan Lembaga Pembiayaan Investasi (LPI) atau yang dipopulerkan dengan Indonesia Investment Authority (INA).

"INA sekarang sudah masuk dana Rp 54 triliun, sebesar 25% dari investor dalam negeri dan 75% investor internasional, seperti Uni Emirat Arab, Kanada dan Belanda. Investasi ini untuk membangun infrastruktur Indonesia," terang Erick Thohir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×