Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) memastikan tak ada pembatalan investasi yang signifikan dari tenant asing akibat wacana kenaikan tarif Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah produk impor, termasuk dari Indonesia. Namun, sejumlah calon investor, terutama dari negara ekspor seperti China, memilih bersikap hati-hati.
“Beberapa calon tenant masih wait and see, namun tetap melanjutkan penjajakan di lapangan. Mayoritas tetap melihat Indonesia sebagai lokasi strategis untuk diversifikasi basis produksi dan rantai pasok global, baik untuk pasar ASEAN, domestik, maupun AS,” ujar Corporate Secretary KIJA Muljadi Suganda kepada Kontan, Kamis (10/7).
Dalam menjaga daya tarik kawasan industrinya, Jababeka disebut aktif memberikan dukungan tambahan kepada investor, di luar insentif dari pemerintah pusat.
Baca Juga: Jababeka (KIJA) Melirik Peluang Relokasi Investasi Asing ke Kawasan Industri
Fasilitas yang ditawarkan mencakup percepatan perizinan, akses infrastruktur seperti listrik dan air, hingga layanan end-to-end. Di Kawasan Industri Kendal yang berstatus Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), insentif fiskal dan non-fiskal menjadi daya tarik tersendiri.
Muljadi menegaskan, Jababeka tidak mengubah fokus pasar tenant secara spesifik antara ekspor atau domestik. Dengan infrastruktur yang mendukung kedua segmen, strategi pemasaran kawasan industri di Cikarang dan Kendal tetap fleksibel menyesuaikan permintaan pasar.
“Tenant dari China, Taiwan, India, dan Korea Selatan masih mendominasi pipeline kami. Sebagian berorientasi ekspor, namun banyak juga yang mengincar pasar lokal dan regional,” katanya.
Di tengah dinamika geopolitik global, Jababeka tetap optimistis terhadap prospek kawasan industri hingga akhir 2025. Muljadi menyebut sejumlah faktor yang memperkuat daya saing Indonesia, seperti tren relokasi dari China, tenaga kerja kompetitif, ketersediaan sumber daya alam, serta kebijakan pro-investasi dalam negeri.
Baca Juga: Jababeka (KIJA) Panen Rp 1,1 Triliun dari Lahan Industri, Kendal Jadi Primadona Baru
“Permintaan cukup solid dari sektor otomotif (termasuk kendaraan listrik), data center, furniture, tekstil, dan komponen otomotif,” ujarnya.
Hingga kuartal I-2025, Jababeka telah membukukan marketing sales sebesar Rp 1,19 triliun atau 34% dari target tahunan sebesar Rp 3,5 triliun. Perusahaan belum berniat merevisi target, tetapi tetap membuka ruang evaluasi jika dinamika eksternal berubah.
“Kami optimistis pencapaian tetap on track. Tapi kami juga akan terus memantau kondisi dan menyesuaikan strategi jika diperlukan,” pungkas Muljadi.
Selanjutnya: Kinerja Victoria Care (VICI) Terdampak Penurunan Daya Beli di Semester I-2025
Menarik Dibaca: Blibli Mulai Buka Pre-Order Galaxy Z Fold7 dan Z Flip7, Simak Promo Berikut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News