Reporter: Handoyo | Editor: Fitri Arifenie
turunkan harga kedelai! Kembalikan tata niaga ke Bulog! Riuh terdengar teriakan ratusan perajin tahu tempe di sentra produksi Semanan, Jawa Barat menyambut kedatangan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.
Sudah sebulanan ini, harga kedelai merangsek naik. Awalnya harga kedelai hanya sekitar Rp 7.000an per kilogram (kg), kini harga kedelai melambung tinggi menjadi Rp 10.000 per kg.
Kebijakan harga jual perajin (HJP) yang diharapkan bisa menstabilkan harga kedelai dihapuskan oleh pemerintah lantaran importir membanderol harga sesuka hati dengan alasan pelemahan nilai tukar.
Gerah dengan kondisi ini, para perajin yang tergabung di dalam Gabungan Koperasi Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) melakukan aksi mogok produksi selama tiga hari mulai kemarin, Senin (9/9) hingga Rabu (11/9). Berdasarkan pantauan KONTAN di sentra produksi Semanan, tempat cetakan dari anyaman bambu yang biasanya digunakan oleh perajin tertumpuk rapi di depan rumah.
Asap hasil pembakaran kayu yang biasa digunakan untuk merebus kedelai juga tidak tampak lagi.
Suwarno, salah satu perajin mengeluh naiknya harga kedelai. Ia sudah kehilangan akal agar tetep untung. "Kita sudah perkecil ukuran, kita juga sudah naikkan harga. Tetapi tetap saja, konsumen mengeluh kepada kita," kata Suwarno. Biasanya, setiap hari ia membuat tempe dan tahu hingga 150 kg. Mulai kemarin hingga besok, Suwarno tak memproduksi kedelai.
Hal yang sama juga diungkap oleh Sutaryo. Perajin tempe di Semanan ini harus membeli kedelai Rp 950.000 per kuintal pasca lebaran. Padahal sebelum lebaran, harga beli kedelai masih dikisaran Rp 780.000 per kg - Rp 790.000 per kuintal.
Jumlah perajin tahu tempe di Semanan mencapai 1.173 pengrajin, dengan total 2.315 pekerja. Total keseluruhan kedelai yang dibutuhkan di perkampungan ini mencapai 61.910 kg per harinya.
Selain meminta adanya penurunan harga kedelai, para perajin di Semanan juga meminta supaya pemerintah memberikan harga khusus kepada perajin tahu tempe, yakni Rp 8.000 per kg. Mereka mengharap agar para pengrajin diberikan harga beli khusus sekitar Rp 8.000 hingga Rp 8.500 per kg.
Aip Syariffudin, Ketua Gakoptindo mengatakan, aksi mogok ini terjadi karena pemerintah tidak mempedulikan perajin tahu tempe.
Aksi mogok produksi akan dihentikan jika importir memberikan harga khusus bagi perajin. "Kalau tidak, mogok produksi akan seperti semula tiga hari," kata Aip. dibawah Rp 8.500 per kg.
Tak ingin berlarut-larut, Gita berjanji akan memberikan harga khusus dan menjamin kelancaran pasokan.
"Solusi jangka pendek kami dari pagi (9/9) sudah duduk dengan pengusaha untuk dipastikan stok kedelai yang ada harus disalurkan ke perajin," kata Gita. Hari ini, Selasa (10/9) akan ditentukan harga khusus bagi perajin. Jika harga tidak cocok, konsumen tampaknya masih kesulitan untuk menikmati tahu tempe. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News