Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peningkatan transaksi digital di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir diiringi dengan meningkatnya ancaman kejahatan siber.
Laporan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat, pada 2024 terdapat 330,5 juta anomali trafik jaringan/komunikasi di Indonesia, di mana 24,5% di antaranya merupakan serangan siber berjenis malware.
Baca Juga: Mengenal Dark AI yang Merajalela, Kenali Bahaya dan Ancamannya
Salah satu ancaman yang mengkhawatirkan adalah Infostealer, malware yang mencuri data sensitif seperti informasi pelanggan dan akun bisnis.
Infostealer dapat masuk ke perangkat ketika pengguna tanpa sadar mengunduh file berbahaya melalui email phishing atau situs web mencurigakan, berpotensi menimbulkan kerugian finansial.
Sebagai penyedia layanan pembayaran digital, Midtrans aktif mengedukasi pelaku usaha agar waspada terhadap ancaman ini.
“Sistem perlindungan yang canggih tetap membutuhkan peran pengguna dalam menjaga data mereka. Kami terus memberikan informasi, edukasi, serta panduan agar pelaku usaha memahami risiko siber dan mengetahui langkah-langkah pencegahannya,” ujar Direktur Midtrans, Boan Sianipar dalam keterangannya, Kamis (14/8/2025).
Baca Juga: OJK Terbitkan Pedoman Keamanan Siber Perdagangan Aset Kripto, Ini Penjelasannya
Midtrans mengimbau pelaku usaha untuk menerapkan kebiasaan digital aman, antara lain:
- Menginstal antivirus di komputer.
- Memperbarui kata sandi secara berkala dan tidak menggunakan kata sandi yang sama di berbagai sistem.
- Menghindari klik tautan mencurigakan, terutama dari email yang tidak dikenal.
- Menggunakan kata sandi kuat dan berbeda untuk setiap akun.
- Mengaktifkan Two-Factor Authentication (2FA).
- Menginstal aplikasi hanya dari sumber resmi seperti App Store atau Google Play.
- Memperbarui browser dan sistem operasi secara berkala, serta mengaktifkan firewall.
Baca Juga: 26,77 Juta Kasus Phishing, Risiko Siber Kian Mengancam Bisnis
Untuk meningkatkan perlindungan, Midtrans juga menerapkan fitur keamanan berlapis yang bekerja otomatis, seperti:
- 2FA pada profil pengguna.
- Auto logout setelah 30 menit tidak ada aktivitas.
- Penguncian akun otomatis setelah tiga kali percobaan login (berhasil maupun gagal).
- Pengingat berkala untuk mengganti kata sandi.
Baca Juga: Komdigi Sebut Kerugian Financial dari Kejahatan Siber Capai Rp 476 Miliar
Midtrans menegaskan, keamanan bertransaksi kini bukan lagi pilihan, melainkan bagian dari strategi bisnis.
Dengan teknologi keamanan canggih dan edukasi berkelanjutan, perusahaan berkomitmen membantu pelaku usaha menghadapi tantangan siber secara tangguh sekaligus menjadi mitra pertumbuhan bisnis.
Selanjutnya: 3 Pelajaran Kepemimpinan ala CEO Google Sundar Pichai
Menarik Dibaca: Orang Indonesia Makin Pintar Berbelanja, Ini Buktinya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News