Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT Millennium Pharmacon International Tbk (SDPC) tidak begitu memuaskan sepanjang tahun 2020. Manajemen SDPC pun bertekad memperbaiki kinerjanya memasuki tahun ini.
Asal tahu saja, penjualan neto SDPC turun 2,94% (yoy) menjadi Rp 2,64 triliun pada tahun 2020. Adapun laba bersih perusahaan tersebut juga ikut turun 64,46% (yoy) menjadi Rp 2,80 miliar di periode yang sama.
“Kinerja kami terdampak oleh pandemi Covid-19. Terjadi penurunan drastis pada permintaan dan penjualan obat resep,” kata Direktur Utama Millennium Pharmacon International Ahmad bin Abu Bakar, Kamis (1/4).
Baca Juga: Millenium Pharmacon (SDPC) akhiri kerjasama dengan Ikapharmaindo Putramas
Jika diperhatikan, obat resep menjadi segmen bisnis yang paling berkontribusi besar terhadap kinerja SDPC secara keseluruhan. Segmen obat resep SDPC membukukan kinerja penjualan sebesar Rp 1,78 triliun sepanjang 2020 atau merosot 11,88% (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 2,02 triliun.
Padahal, segmen bisnis lainnya yang dimiliki SDPC kompak naik. Penjualan dari segmen alat kesehatan naik 14,15% (yoy) menjadi Rp 551,15 miliar sedangkan segmen obat nonresep tumbuh 41,15% (yoy) menjadi Rp 310,82 miliar.
Manajemen SDPC menilai ruang untuk perbaikan kinerja masih sangat terbuka pada tahun ini. Oleh karena itu, emiten tersebut memproyeksikan penjualan netonya tumbuh sekitar 8%-10% di tahun 2021. Perusahaan ini berupaya menggenjot lagi penjualan di luar obat resep yang notabene memiliki tren positif sepanjang tahun ini.
“Proyeksi pertumbuhan 8%-10% dengan meningkatkan porsi penjualan obat nonresep, over the counter (OTC), vitamin, suplemen, dan alat kesehatan,” ujar Ahmad.
Merujuk pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, tahun ini SDPC berencana mengoptimalkan kembali relasi dengan prinsipal agar mencapai pertumbuhan kinerja yang seimbang. SDPC juga akan merebut lebih banyak pangsa pasar dari setiap prinsipal dibandingkan dengan kompetitor sekaligus memperkuat tim penjualan serta menjajaki penjualan online melalui e-commerce dan digital marketing.
Ahmad melanjutkan, pihaknya menyediakan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 10 miliar yang sumber dananya diperoleh dari kas internal perusahaan. Dana capex tersebut rencananya akan digunakan untuk meningkatkan sistem IT, peremajaan kendaraan operasional, hingga renovasi kantor atau gudang cabang perusahaan.
Selanjutnya: Laba Millennium Pharmacon International (SDPC) anjlok 64,46% pada 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News