Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia
MIMIKA. Selama ini Kabupaten Luwung, Sulawesi Selatan dikenal sebagai daerah penghasil kakao terbesar di Indonesia. Namun, Papua berniat menggeser posisi tersebut.
Kabupaten Mimika provinsi Papua, saat ini memang merintis pengembangan industri kakao. Tak tanggung-tanggung pemerintah Mimika menggandeng PT Freeport Indonsia dalam mewujudkan upayanya itu.
Hari ini adalah peresmian program menanam sepuluh robu pohon Kakao di Kabupaten Mimika. Dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati Mimika, Yohanes Basang mengatakan menjadikan daerahnya penghasil kakao nomor satu bukanlah impian saja.
Ia berharap dengan dukungan banyak pihak bisa terealisasi. "Saya yakin dalam 5-10 tahun mendatang produksi kakao alias coklat akan meningkat terus," ujarnya, Senin (20/4) di Mimika, Papua.
Sebagai informasi, dalam program tersebut pemda Mimika melakukan ekstensifikasi untuk kebun kakao rakyat di atas lahan seluas 137 hektar. Nah, diatas lahan itu nantinya akan ditanami 137.000 bibit kakao. Dengan jumlah itu, estimasi produksi biji kakao kering mencapai 2.000 kilo gram per hektar.
Namun, untuk saat ini baru dikembangkan perkebunan kakao rakyat di atas lahan seluas 100 hektare. Komoditas kakao memiliki potensi yang luar biasa bagi perekonomian masyarakat. Sebab, produknya memang banyak dibutuhkan masyarakat tidak hanya di Indonesia, bahkan dunia.
Sebagai pihak yang ikut dilibatkan dalam program ini Freeport berharap hal ini bisa menyeimbangkan kehidupan masyarakat Papua. Lasmaeda Siregar salah satu direktur Freeport bilang Mimika memang berpotensi untuk menyaingi produksi kakao Luwung.
Indonesia merupakan negara dengan produksi kakao terbesar ketiga di dunia. Jumlah kakau yang diproduksi Indonesia, rata-rata pertahunnya mencapai 550 .000 ton lebih. Sebagian besar berasal dari Sulawesi Selatan, yaitu sebesar 350.000 ton per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News