kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Morowali Industrial (IMIP) merajai produksi nikel olahan di Indonesia


Selasa, 20 Oktober 2020 / 15:32 WIB
Morowali Industrial (IMIP) merajai produksi nikel olahan di Indonesia
ILUSTRASI. Kawasan industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Sulawesi Tengah.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam tempo yang relatif singkat, Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mampu mengubah peta produsen nikel olahan di Indonesia. Menggeser PT Vale Indonesia Tbk (INCO), sejak 2018 IMIP sudah menguasai separuh produksi nikel olahan di Indonesia.

Dalam webinar mengenai hilirisasi nikel pekan lalu, CEO PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Alexander Barus membeberkan bahwa maraknya produksi nikel olahan di Morowali tidak lah sekali jadi. Dengan menggandeng investor dari China, industri olahan nikel dibangun mulai tahun 2013. 

Dia bercerita, pembangunan dimulai dari nol, tanpa infrastruktur penunjang seperti pembangkit listrik. Bahkan untuk menunjang pengerjaan konstruksi, IMIP harus membangun sendiri pembangkit listrik diesel seebsar 6 x 3 megawatt (MW).

"Oksigen juga tidak cukup, jadi kami bangun oksigen plant. Air bersih juga sama, perumahan juga harus dibangun. Pelabuhan juga kami bangun. Kalau di Jawa semua sudah ada, di sini tidak, itu lah tantangan yang besar," jelas Alex.

Awal tahun 2014, fasilitas pengolahan nikel (smelter) pertama pun dibangun dengan kapasitas saat itu sebesar 300.000 ton Nikel Pig Iron (NPI). Tak berhenti sampai di situ, industri nikel olahan Morowali berkembang pesat dalam rentang 2015-2019

Baca Juga: Enggan akuisisi PLTU Paiton, ini fokus Adaro Energy (ADRO) di bisnis kelistrikan

"Investor kita ini berpikir untuk mengembangkan berikutnya. Antara 2015-2019 dibangun lah. Totalnya hari ini kita punya 32 line (fasilitas produksi)," ungkap Alex.

Hingga akhir tahun, fasilitas produksi ditarget terus bertambah hingga mencapai 40 line. Dengan kapasitas itu, kebutuhan bijih nikel (ore) yang mampu diserap sebagai bahan baku mencapai 25 juta metrik ton (MT).

Dengan kapasitas pengolahan nikel itu, produk nikel olahan yang dihasilkan IMIP tak hanya berupa NPI, melainkan sampi ke stainless steel dan carbon steel. Kapasitas yang dimiliki IMIP mampu memproduksi 3 juta MT stainless steel dan juga 3,5 juta MT carbon steel.

Tak hanya sampai industri stainless steel saja, Alex mengatakan bahwa IMIP juga sedang bergerak di produk nikel untuk bahan baku baterai mobil listrik, melalui pengolahan High Pressure Acid Leaching (HPAL). Paling tidak sudah ada empat perusahaan yang berencana melakukan investasi untuk memproduksi katoda nikel sulfat dan cobalt sulfat melalui HPAL.




TERBARU

[X]
×