kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.945.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.251   -36,00   -0,22%
  • IDX 7.569   35,73   0,47%
  • KOMPAS100 1.079   9,86   0,92%
  • LQ45 797   4,23   0,53%
  • ISSI 254   -0,34   -0,13%
  • IDX30 412   3,59   0,88%
  • IDXHIDIV20 472   4,91   1,05%
  • IDX80 120   0,44   0,37%
  • IDXV30 125   0,95   0,77%
  • IDXQ30 132   1,20   0,92%

Nielsen: Televisi kuasai 68% belanja iklan


Kamis, 01 Agustus 2013 / 20:39 WIB
Nielsen: Televisi kuasai 68% belanja iklan
ILUSTRASI. Mirae Asset menaikkan rekomendasi saham Adaro Energy (ADRO) dari sell menjadi buy dengan target harga Rp 3.700 per saham.


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Persentase belanja iklan terbesar di semester I tahun 2013 dibawa oleh media televisi yang menguasai 68% dari total belanja iklan media. Jumlah ini lebih besar dibandingkan tahun lalu yang hanya 64%.

Hasil riset dari Nielsen yang diterima KONTAN, Kamis (1/8) menyebutkan, kenaikan belanja iklan di media televisi itu terjadi karena naiknya belanja iklan di beberapa kategori besar, rokok, produk perawatan rambut, telekomunikasi, juga kopi dan teh.

Sebaliknya, persentase belanja iklan di media surat kabar dan majalah atau tabloid berkurang di semester I.  Nielsen melaporkan, belanja iklan untuk surat kabar hanya menguasai 30% dari seluruh belanja iklan dan majalah atau tabloid hanya kebagian jatah iklan sebesar 2%.

Kategori produk yang mengurangi belanja iklan di media cetak itu adalah; produk ibu dan bayi, masing-masing 39% menjadi Rp 1,3 miliar di surat kabar dan 34% menjadi Rp 6,7 miliar di majalah atau tabloid.

Penurunan iklan produk ibu dan bayi itu rupanya beralih ke televisi, dimana Nielsen menemukan adanya kenaikan belanja iklan kategori ini sebesar 52% menjadi Rp 549 miliar.

Meski porsi belanja iklan di surat kabar berkurang, nilai belanja iklan di surat kabar semester I tahun ini terbilang naik 15% dari periode yang sama tahun lalu dengan nilai Rp 15,5 triliun. “Bertambahnya belanja iklan di surat kabar, dikontribusikan oleh beberapa kategori besar, seperti kategori pemerintah dan organisasi politik,” jelas laporan Nielsen tersebut.

Total kotor belanja iklan pemerintah dan organisasi politik itu adalah Rp 2 miliar atau naik 72% dari tahun lalu. Selain itu juga ada kenaikan iklan korporasi dan layanan sosial, yang mencapai Rp 1,3 miliar atau naik 9%. Menyusul adalah iklan kendaraan pribadi dengan nilai Rp 1,2 miliar atau naik 45%.

Sementara itu, nilai belanja iklan di majalah/tabloid justru turun 5% di semester I 5% menjadi Rp 1 miliar. Namun, iklan di majalah atau tabloid masih terbantu dengan iklan dari media, agensi iklan dan produksi yang naik 2% menjadi Rp 105 miliar.

Selain itu, majalah dan tabloid masih memiliki iklan rumah sakit dan klinik yang nilainya naik 3% menjadi Rp 29,8 miliar, kemudian pemerintah dan organisasi politik juga naik 14% menjadi Rp 28,3 miliar, dan disusul iklan jam tangan & dinding yang naik 6% menjadi Rp 21,3 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×