Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Nilai ekspor komoditas perkebunan pada kuartal I 2014 mengalami penurunan. Meskipun secara volume komoditas perkebunan sepanjang kuartal satu mengalami kenaikan. Kondisi makro membuat nilai ekspor komoditas perkebunan tertekan pada kuartal I 2014.
Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat nilai ekspor 12 komoditas perkebunan turun pada kuartal I 2014 menjadi US$ 6,3 miliar dari US$ 6,6 miliar pada kuartal I 2013.
Gamal Nasir, Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, mengatakan, penurunan nilai ekspor terjadi karena tekanan mata Rupiah terhadap mata uang Dollar AS. "Selain itu beberapa harga komoditas sepanjang kuartal satu juga mengalami penurunan," kata Gamal, Kamis (17/7).
Misalnya harga karet yang diawal tahun sempat menyentuh harga Rp 4.000 per kilogram (kg). Ada pun 12 komoditas yang diekspor antara lain; karet, minyak sawit, kelapa, kopi, teh, lada, tembakau, kakao, jambu mete, cengkeh , kapas dan tebu.
Padahal sebenarnya sejak tahun 2011 hingga 2013 sudah terlihat trend penurunan nilai ekspor komoditas perkebunan. Kementan mencatat pada tahun 2011 nilai ekspornya mencapai US$ 32,2 miliar kemudian ditahun 2012 turun 10% hingga US$ 29,9 miliar. Setahun kemudian ditahun 2013 menjadi US$ 26,8 miliar.
Sementara volume komoditas justru mengalami tren kenaikan sejak tahun 2011 sampai 2013. Pada tahun 2011 volume komoditas mencapai US$ 21,6 miliar naik 14% pada tahun 2012 menjadi US$ 24,2 miliar. Terakhir pada tahun 2013 naik 8% lagi menjadi US$ 26,4 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News