kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.692.000   -2.000   -0,12%
  • USD/IDR 16.455   -90,00   -0,55%
  • IDX 6.485   -120,73   -1,83%
  • KOMPAS100 947   -17,38   -1,80%
  • LQ45 731   -16,06   -2,15%
  • ISSI 204   -1,87   -0,91%
  • IDX30 378   -10,17   -2,62%
  • IDXHIDIV20 460   -10,54   -2,24%
  • IDX80 107   -1,84   -1,69%
  • IDXV30 113   -1,14   -1,00%
  • IDXQ30 124   -3,16   -2,48%

Oneject Indonesia Targetkan Produksi 6 Juta Kantong Darah pada Tahun 2025


Kamis, 27 Februari 2025 / 16:32 WIB
Oneject Indonesia Targetkan Produksi 6 Juta Kantong Darah pada Tahun 2025
ILUSTRASI. PT Oneject Indonesia, anak usaha PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA), menargetkan produksi 6 juta kantong darah dan 1.500 unit mesin hemodialisa di 2025.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Oneject Indonesia, anak usaha PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA), menargetkan produksi 6 juta kantong darah dan 1.500 unit mesin hemodialisa sepanjang 2025. Target ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam memperkuat industri alat kesehatan dalam negeri guna mengurangi ketergantungan impor dan meningkatkan ketahanan sektor kesehatan nasional.  

Dalam acara peluncuran produk kantong darah dan mesin hemodialisa yang berlangsung di Cikarang, Bekasi, Direktur Utama PT Oneject Indonesia, Jahja T. Tjahjana, menyatakan bahwa perusahaannya siap mendukung transformasi sistem kesehatan nasional. 

Produksi alat kesehatan dalam negeri ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas, serta meningkatkan aksesibilitas pasien terhadap layanan medis yang berkualitas.  

Baca Juga: Itama Ranoraya (IRRA) Hampir Serap Seluruh Dana Capex

"Kami menargetkan produksi 6 juta kantong darah dan 1.500 mesin hemodialisa hingga akhir tahun 2025. Pada tahap awal, kami akan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan dalam negeri agar masyarakat dapat lebih mudah mengakses alat kesehatan berkualitas tanpa harus bergantung pada produk impor," ujar Jahja di Cikarang, Kamis (27/1).

Hingga saat ini, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam hal ketergantungan pada alat kesehatan impor. 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa belanja sektor kesehatan nasional mencapai Rp 640 triliun, dengan porsi yang besar masih dialokasikan untuk produk-produk impor.  

Menkes bilang, peluncuran dan produksi alat kesehatan dalam negeri seperti kantong darah dan mesin hemodialisa ini tidak hanya mendukung ketahanan kesehatan nasional, tetapi juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. 

"Dengan adanya produksi lokal, kita bisa mengurangi belanja negara untuk produk impor dan meningkatkan kontribusi sektor kesehatan terhadap PDB Indonesia hingga 3%," ungkap Menkes.  

Menurutnya, kebutuhan layanan cuci darah di Indonesia terus meningkat seiring dengan tingginya prevalensi penyakit ginjal kronis. 

Data BPJS Kesehatan tahun 2024 mencatat bahwa terdapat 7,5 juta kasus layanan hemodialisa secara agregat. Dengan demikian, peningkatan produksi mesin hemodialisa dalam negeri menjadi langkah strategis untuk memastikan ketersediaan layanan kesehatan bagi masyarakat.  

Sebagai upaya untuk memenuhi target produksi, PT Oneject Indonesia menjalin kerja sama strategis dengan berbagai pihak, termasuk Palang Merah Indonesia (PMI). Jahja mengungkapkan bahwa Oneject bersama PMI telah membentuk PT Oneject PMI, yang bertujuan untuk memastikan ketersediaan kantong darah di dalam negeri.  

Baca Juga: Hampir Serap Semua Capex, Itama Ranoraya (IRRA) Fokus pada Pengadaan Aset

"Kami sangat mengapresiasi dukungan dari PMI, terutama dari Ketua Umum PMI, Bapak Jusuf Kalla. Saat ini, seluruh kebutuhan kantong darah PMI masih bergantung pada impor. Dengan adanya produksi dalam negeri, kita bisa mengurangi ketergantungan tersebut dan memastikan pasokan yang lebih stabil bagi layanan transfusi darah di Indonesia," jelas Jahja.  

Selain itu, PT Oneject Indonesia juga bekerja sama dengan PT Terumo Indonesia dalam pengembangan kantong darah serta menggandeng Sansin Medical untuk meningkatkan produksi di sektor elektromedika. Meskipun demikian, Jahja mengakui bahwa tingkat komponen dalam negeri untuk alat elektromedis seperti mesin hemodialisa masih rendah, karena ketergantungan pada komponen elektronik impor seperti mikroprosesor dan layar LCD.  
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 yang juga Ketua Umum PMI, Jusuf Kalla, menekankan pentingnya ketersediaan kantong darah bagi ketahanan kesehatan nasional. Menurutnya, darah merupakan elemen penting dalam dunia medis yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apa pun.  

"Hingga saat ini, kebutuhan kantong darah nasional mencapai 5 juta unit per tahun dan mayoritas masih diimpor. Dengan adanya produksi kantong darah dalam negeri, kita bisa meningkatkan kemandirian sektor kesehatan dan memastikan distribusi darah yang lebih merata di seluruh Indonesia," kata Jusuf Kalla.  

PT Oneject Indonesia telah mengoperasikan pabrik keduanya di Cikarang dengan luas bangunan 15.000 m². Pabrik ini memiliki kapasitas produksi hingga 1,2 miliar alat suntik setiap tahun, menjadikannya sebagai salah satu fasilitas produksi alat kesehatan terbesar di Indonesia. Produk Oneject juga telah diterima secara global, dengan ekspor alat suntik sekali pakai ke lebih dari 35 negara.  

Selanjutnya: Bethsaida Hospital Raih Penghargaan Smart Hospital Award 2025 Berkat Inovasi Digital

Menarik Dibaca: Lazada Perkuat Ekosistem Digital Indonesia dengan Program Naik Kelas untuk Guru SMK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×