Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Merck Tbk ingin kinerjanya tetap terjaga di masa pandemi corona (Covid-19). Untuk itu, emiten farmasi berkode saham MERK tersebut telah menyiapkan sejumlah strategi, salah satu di antaranya yakni dengan memaksimalkan saluran digital untuk melakukan komunikasi dengan pelanggan di masa pandemi corona (covid-19).
Bentuk komunikasi digital dilakukan melalui beragam cara, salah satunya dengan menggelar seminar virtual (webinar). Melalui saluran komunikasi itu, perusahaan mengkomunikasikan berbagai hal seperti misalnya tata cara penanganan (treatment) pasien yang aman untuk dilakukan di masa pandemi, dan lain-lain.
“Itu sangat sering kami lakukan sehingga memberi keyakinan kepada dokter dan juga pasien untuk tetap melakukan treatment walaupun ada covid-19,” kata Presiden Direktur MERK Evie Yulin dalam paparan publik yang dihelat secara virtual pada Rabu (29/7).
Baca Juga: Efisiensi berhasil, laba bersih Merck (MERK) melesat 202% di kuartal I-2020
Diakui Evie, sebelumnya penjualan produk-produk untuk pengobatan yang sifatnya bisa ditunda memang sempat mengalami penurunan. Gejala ini dijumpai misalnya pada lini produk obat untuk penanganan infertilitas. Dugaan Evie, masyarakat cenderung menunda kehamilan hingga kondisi pandemi membaik.
Meski begitu, dengan strategi komunikasi yang dilakukan, Evie optimis permintaan lini produk obat untuk penanganan infertilitas bisa kembali membaik di paruh kedua tahun ini. Evie meyakini pemahaman akan tata cara kunjungan dan penangan di rumah sakit yang baik dapat mendorong pasien untuk tetap melakukan kunjungan dan pengobatan ke rumah sakit.
Apalagi, kesuksesan beberapa jenis penanganan seperti misalnya pengobatan infertilitas dan kanker sangat dipengaruhi oleh waktu. Maksudnya, semakin cepat permasalahan kesehatan tersebut ditangani, maka semakin besar pula peluang keberhasilan dari penanganan tersebut.
Selain memacu komunikasi secara digital dengan pelanggan maupun pemangku kepentingan lainnya, MERK juga berharap bisa meraup berkah dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Evie bilang, MERK telah mendapatkan perpanjangan untuk memasok beberapa produk-produk perusahaan untuk segmen pasar JKN.
Catatan saja, kontribusi segmen pasar JKN memiliki kontribusi yang tidak sedikit dalam pendapatan bisnis divisi biofarma perusahaan. Sepanjang tahun 2019 lalu, partisipasi JKN tercatat memberikan kontribusi 20% dari total pendapatan bisnis divisi biofarma perusahaan.
Baca Juga: Merck (MERK) menakar dampak wabah virus corona terhadap kinerja perusahaan
Peluang perbaikan kinerja diyakini tidak terjadi pada sisi topline semata. Hadir di acara yang sama, Direktur Keuangan MERK Bambang Nurcahyo mengatakan, pengeluaran perusahaan untuk sejumlah pos biaya seperti misalnya biaya perjalanan mengalami penurunan.
“Demikian juga dengan biaya-biaya lain yang kami optimis masih dapat kami atur dengan baik sehingga secara target bottom line itu tahun 2020 bahwa akan lebih besar dibandingkan apa yang sudah kami publikasi kemarin,” tambah Bambang.
Sayangnya, manajemen enggan merinci berapa proyeksi maupun target kinerja yang ingin dibidik hingga tutup tahun nanti. Yang jelas, MERK optimis bisa mencatatkan kinerja semester 2 yang lebih baik dibanding realisasi kinerja pada semester pertama tahun ini.
Sepanjang Januari - Juni 2020 lalu, pendapatan MERK merosot 10,71% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp 282,83 miliar. Realisasi tersebut terdiri atas pendapatan dari segmen biofarma sebesar Rp 215,42 miliar, kesehatan Rp 24,38 miliar, dan lainnya Rp 43,02 miliar.
Di tengah pendapatan yang menurun, laba bersih MERK justru malah meroket 424,77% yoy menjadi Rp 32,11 miliar di enam bulan pertama. Sebelumnya, laba bersih MERK hanya mencapai Rp 6,12 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News