kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Optimisme industri manufaktur mengisi ekspor saat pandemi Covid-19


Minggu, 01 November 2020 / 19:12 WIB
Optimisme industri manufaktur mengisi ekspor saat pandemi Covid-19
ILUSTRASI. Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/9/2020).


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yudho Winarto

Sebagai produsen bahan baku plastik dan kemasan, TPIA juga terkena dampak dari pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19 ini. Mengenai perolehan kinerja kuartal tiga, Edi belum bisa membeberkan lebih lanjut, yang jelas perseroan masih mengupayakan yang terbaik.

"Mengingat di kuartal pertama dan kedua pasar berkontraksi, tapi kami berharap kuartal empat ini bisa membaik," sebutnya saat acara sebuah webinar, Jumat lalu (23/10).

Persoalan utama di bisnis ini ialah melemahnya daya beli masyarakat saat ini sehingga berdampak bagi penyerapan bahan baku yang diproduksi industri hulu.

Untuk mengatasi pelemahan penjualan di tingkat domestik, Edi mengaku perusahaan juga berusaha mencari celah dengan mendorong penjualan ke pasar ekspor lewat produk non komoditas namun bernilai tambah.

Baca Juga: Terus meningkat, ekspor dari kawasan industri Morowali diramal capai Rp 168,2 triliun

Manajemen tak menguraikan lebih lanjut besaran yang ingin diraih dari ekspor, namun selama pasar domestik masih lemah tentu beragam sasaran pasar lainnya akan dijajal.

"Untuk mengatasi dampak market saat ini kami juga lihat peluang di ekspor. Untuk ekspor produknya bukan yang komoditas tapi lebih ke value added product," sebut Edi.

Mengulik laporan keuangan perseroan di kuartal ketiga tahun ini penjualan ekspor sebenarnya tercatat turun 2,6% secara tahunan menjadi US$ 350,26 juta.

Namun penurunan tersebut tak sebesar penjualan domestik yang anjlok hingga 10,8% secara tahunan menjadi US$ 909,2 juta. Secara industri, perseroan melihat permintaan untuk poliolefin saja di tingkat domestik turun sekitar 20%-30% di semester satu tahun ini yang menjadikan kondisi pasokan dalam negeri berlebih.

Meski mencari peluang di pasar ekspor, TPIA tetap tak melupakan pasar domestik begitu saja apalagi perusahaan berkomitmen mengurangi beban dari impor petrokimia secara berangsur-angsur.

"Dengan lockdownnya banyak negara, tentu ada kecenderungan nanti industri petrokimia disana akan mengutamakan permintaan dalam negerinya, maka kemandirian akan petrokimia secara nasional sangat penting," ungkap Edi.

Memasuki kuartal keempat ini, manajemen optimistis permintaan di pasar akan lebih baik ketimbang semester pertama tahun ini. Sedangkan di tahun 2021 nanti pun perseroan masih melihat ada harapan bahwa permintaan produk petrokimia dapat meningkat kembali.

Selanjutnya: Setelah 2,5 tahun negosiasi, AS akhirnya perpanjang fasilitas GSP untuk Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×