kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.594.000   17.000   1,08%
  • USD/IDR 16.370   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.155   47,14   0,66%
  • KOMPAS100 1.057   5,10   0,48%
  • LQ45 832   4,41   0,53%
  • ISSI 214   1,71   0,81%
  • IDX30 429   2,76   0,65%
  • IDXHIDIV20 512   2,62   0,51%
  • IDX80 121   0,63   0,53%
  • IDXV30 124   0,17   0,14%
  • IDXQ30 141   0,95   0,68%

Palyja ingin mengurangi kebocoran air


Sabtu, 10 Januari 2015 / 07:35 WIB
Palyja ingin mengurangi kebocoran air
ILUSTRASI. Indonesia Investment Authority (INA) membuka peluang untuk kembali berinvestasi di sektor jalan tol. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

JAKARTA. PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) berencana mengempiskan tingkat kehilangan air atau non revenue water  demi menekan kerugian. Untuk menggapai target itu, Palyja berencana memperbaiki 100 kilometer (km) pipa per tahun, mulai tahun ini. 

Perusahaan penyedia air bersih di sebagian wilayah DKI Jakarta ini menyebut kehilangan air terjadi lantaran kondisi pipa yang sudah tak memadai. Di sisi lain, Palyja tak bisa mengharapkan pendapatan pelanggan. "Selama delapan tahun kami enggak ada kenaikan tarif," ujar Herawati Prasetyo, Wakil Presiden Direktur PAM Lyonnaise Jaya, Kamis (8/1).

Untuk merealisasikan rencana itu, Palyja membutuhkan belanja modal Rp 318,6 miliar tahun ini. Perusahaan itu memiliki dua opsi untuk mencukupi. Pertama, mengandalkan sumber pendanaan murni eksternal. Artinya perusahaan bisa memilih pelbagai opsi mulai dari utang bank, menerbitkan surat utang atau opsi  pendanaan lainnya.

Kedua, mencukupi kebutuhan belanja modal kombinasi eksternal plus kas internal. Hanya saja Hera tidak memperinci berapa kekuatan kas internal Palyja.
Untuk mendukung ini, Palyja sejatinya ingin menaikkan harga. "Belum kami putuskan. Kalau mendapat izin kenaikan tarif, kami bisa enggak perlu dana dari luar," terang Hera. 

Palyja mengalokasikan Rp 220 miliar dari belanja modal akan dipakai untuk membiayai pengadaan pipa baru. Meski mayoritas  dana untuk belanja pipa, Palyja memprediksikan hanya mampu menekan tingkat kehilangan air tahun ini menjadi 38,5%. Target itu turun tipis ketimbang tingkat kehilangan air tahun lalu yang sebesar 39,5%. 

Lantas, sisa belanja modal dipakai untuk rencana lain seperti menambah pasokan air bersih. Ada dua cara yang akan dilakukan. Pertama membangun instalasi pengelolahan air (IPA) di Pesanggrahan, Jakarta Selatan untuk menambah 1.200 liter per second (lps) air baku. Kedua adalah memanfaatkan kanal banjir barat untuk menambah 550 lps air baku.

Sepanjang tahun ini, Palyja menargetkan menjual sekitar 162 juta meter kubik air. Perusahaan itu juga ingin menggaet 7.000 pelanggan baru.

Rencana diakuisisi

Sementara itu manajemen Palyja merasa tak terganggu dengan rencana akuisisi saham oleh PT Pembangunan Jaya dan PT Jakarta Propertindo terhadap Palyja. Mereka pilih enggan berkomentar karena akuisisi kewenangan pemegang saham perusahaan.

Sebagai catatan, alasan pemerintah Provinsi DKI Jakarta ingin mengakuisisi perusahaan ini agar bisa meningkatkan penyediaan air bersih bagi warga Jakarta. Manajemen Palyja hanya memastikan bahwa rencana akuisisi yang tengah dibahas di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak mempengaruhi rencana bisnis Palyja. 

Hera menyatakan, layanan pelanggan tidak akan terganggu, target bisnis tahun ini tetap sesuai rencana, serta tidak ada PHK karyawan. "Sebanyak 1.200 karyawan, Palyja akan tetap eksis," tandas Hera.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×