Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pan Brothers Tbk tak jiper dengan sejumlah rencana investasi pabrik tekstil dan produk tekstil (TPT) oleh investor asing. Perusahaan ini menilai, maraknya investasi asing justru akan berdampak positif bagi pertumbuhan industri TPT dalam negeri.
Mengutip pemberitaan Harian Kompas, 2 November 2017, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) membeberkan rencana investor asal Hong Kong dan China membangun pabrik di Tanah Air. Investor Hong Kong akan menanamkan modal US$ 345 juta di Boyolali, Jawa Tengah. Sementara investor China akan membenamkan US$ 200 juta untuk mendirikan pabrik di Bandung, Jawa Barat.
Iswar Deni, Sekretaris Perusahaan PT Pan Brothers Tbk berpendapat, kehadiran kehadiran investor asing bisa memberikan citra positif bagi Indonesia di mata internasional. "Ini akan menjadikan Indonesia lebih seksi lagi di mata buyer maupun investor," katanya kepada KONTAN, Jumat (3/11).
Dampak positif lain juga bisa muncul jika investor asing membenamkan duit mereka pada sektor hulu TPT. Misalnya saja, investasi membangun pabrik synthetic woven fabric.
Pasalnya, sejauh ini pelaku industri TPT dalam negeri mencukupi sebagian besar kebutuhan bahan baku synthetic woven fabric dari pasar impor. Pan Brothers mengaku, porsi impor synthetic woven fabric-nya saat ini mencapai 70%-80% dari total kebutuhan bahan baku tersebut.
Padahal kalau semua kebutuhan bahan baku TPT tersedia di dalam negeri, Pan Brothers yakin bisnisnya bakal memiliki daya saing lebih. Perusahaan yang tercatat dengan kode saham PBRX di Bursa Efek Indonesia itu bisa memangkas rantai pasokan dan mempersingkat waktu siklus produksi.
Makanya, Pan Brothers tidak melihat kehadiran investor asing sebagai pesaing. "Sesama industri (yang menjalankan bisnis) di Indonesia sebenarnya yang akan terjadi adalah sinergi bukan persaingan, dan ini akan membuat ekspor TPT ke market global akan meningkat," beber Iswar.
Ekspansi jalan terus
Pan Brothers juga memastikan rencana ekspansi pabriknya tak akan terganggu. Tahun 2018, Pan Brothers merencanakan pembangunan pabrik melalui anak perusahaan bernama PT Teodore Pan Garmindo. Nilai investasinya US$ 5 juta.
Ada pula rencana pembangunan pabrik di Sragen, Jawa Tengah. Menurut rancang bangun, pabrik tersebut akan memiliki 10 lini-13 lini produksi dengan nilai investasi antara US$ 3 juta–US$ 5 juta.
Lalu melalui PT Eco Smart Garment Indonesia, Pan Brothers merencanakan penambahan dua pabrik sekaligus di Jawa Tengah. Salah satu pabrik akan mereka dapatkan lewat aksi akuisisi. Menurut mereka, cara itu bisa mempercepat ekspansi. "Jadi mengambil alih satu dan membangun dari greenfield satu," terang Iswar.
Sementara pembangunan pabrik yang saat ini sedang berjalan ada di Tasikmalaya, Jawa Barat. Pengembangan pabrik senilai US$ 5 juta itu berjalan di bawah Teodore Pan Garmindo.
Sebagai informasi, kapasitas produksi terpasang Pan Brothers kini sebesar 90 juta pieces. Kalau pabrik di bawah Eco Smart dan Teodore Pan Garmindo beroperasi semua, kapasitas produksi terpasang mereka akan naik menjadi 117 juta pieces per tahun pada tahun 2019.
Pan Brothers tentu ingin rencana ekspansi sejalan dengan kinerja. Meskipun, target mereka tahun ini tak agresif. "Secara konservatif Pan Brothers menargetkan kenaikan sebesar 10%–15% per tahun," kata Iswar.
Dari Januari-September 2017, Pan Brothers mencetak penjualan ekspor US$ 361,25 juta. Nilai itu setara dengan 89,19% terhadap penjualan kotor US$ 404,99 juta. Secara keseluruhan penjualan mereka masih tumbuh year on year (yoy). Namun tidak demikian dengan laba bersih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News