Reporter: Dimas Andi | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) merupakan sebagian kecil emiten yang telah merilis kinerja keuangan kuartal I 2020. Meskipun hasilnya masih sejalan dengan target pertumbuhan sepanjang tahun ini, mereka merasa tidak pede tren tersebut bakal bertahan hingga tutup tahun nanti.
Dari Januari-Maret 2020, penjualan dan pendapatan AKR Corporindo naik 25,99% year on year (yoy) menjadi Rp 6,35 triliun. Emiten tersebut juga masih mampu mengantongi kenaikan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih 13,00% yoy menjadi Rp 227,77 miliar.
Kontribusi lini usaha perdagangan dan distribusi bahan bakar minyak (BBM) mendominasi hingga Rp 4,85 triliun. Adapun PT Petromine Energy Trading dan PT Berau Coal tercatat sebagai dua pelanggan besar dengan nilai transaksi masing-masing lebih dari 10% terhadap penjualan dan pendapatan konsolidasi dalam tiga bulan pertama 2020.
AKR Corporindo boleh jadi masih beruntung karena tetap membukukan pertumbuhan kinerja di tengah masa sulit pandemi Covid-19. Pasalnya, sejumlah perusahaan lain bahkan sudah memproyeksikan tak akan mencetak kinerja cemerlang pada kuartal I 2020. Rapor AKRA sejalan dengan target pertumbuhan laba bersih tahun ini yang sebelumnya sudah dicanangkan sebesar 15%-20%.
Tahun ini, AKR Corporindo juga berharap bisa menaikkan volume penjualan dan distribusi BBM sebesar 10%-15% yoy. Realisasi volume BBM pada tahun lalu mencapai 2,1 juta kiloliter (kl).
Namun belakangan, manajemen AKR Corporindo mulai tak yakin dengan target kinerja 2020 tersebut. "Situasi sekarang lebih sulit terprediksi, meski kami tetap ingin bisnis perusahaan ini tetap tumbuh," kata Suresh Vembu, Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT AKR Corporindo Tbk kepada KONTAN, Kamis (30/4).
Jangka panjang
Selain mencatatkan kenaikan kinerja, selama triwulan pertama tahun ini jumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) BP-AKR masih mampu bertambah dua, yakni di Ciater Raya (Pamulang, Banten) dan Lippo Cikarang (Bekasi, Jawa Barat). Bisnis BBM ritel itu adalah kongsi AKR Corporindo dengan British Petroleum (BP). Total kepemilikan SPBU mereka kini menjadi 15 unit.
AKRA menyadari bisnis mereka rentan dengan risiko fluktuasi harga minyak dunia. Sementara ekspansi seperti SPBU mengandalkan potensi pasar.
Berbeda dengan proyeksi target kinerja tahun ini, AKR Corporindo masih yakin dengan rencana ekspansi SPBU untuk jangka panjang. "Meski ada penurunan harga minyak dunia dan potensi permintaan yang berkurang, kami tetap berkeinginan membangun 350 SPBU dalam 10 tahun ke depan," tutur Suresh.
Sebelumnya dalam siaran pers Selasa (28/4), Presiden Direktur PT AKR Corporindo Tbk Haryanto Adikoesoemo menyatakan, AKR Corporindo akan mengantisipasi perlambatan pertumbuhan ekonomi dan perubahan pasar minyak global. Selain mengandalkan bisnis BBM, mereka akan memacu bisnis kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur. Hingga kuartal I 2020, pendapatan dari JIIPE mencapai Rp 140 miliar. Nilai pendapatan itu meningkat drastis ketimbang kuartal tahun lalu Rp 4,63 miliar.
Dividen awal Juni
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) AKR Corporindo pada Kamis (30/4) menyetujui total pembagian dividen sebesar Rp 441,6 miliar untuk tahun buku 2019. Jumlah itu setara 61,88% terhadap laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih tahun lalu yakni Rp 713,62 miliar. Adapun sisa laba bersih akan menjadi laba ditahan.
Berdasarkan siaran pers yang diterima KONTAN, Kamis lalu, pemilik setiap satu unit saham berhak atas dividen senilai Rp 110. Pada 16 Agustus 2019, AKR Corporindo sudah membayarkan dividen interim Rp 60 per saham. Lalu, sisa dividen Rp 50 per saham akan mereka bagikan pada 3 Juni 2020. Jadwal cum dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 12 Mei 2020, sedangkan ex dividen pada 13 Mei 2020. Cum dividen di pasar tunai pada pada 14 Mei 2020 sedangkan ex dividen pada 15 Mei 2020.
Dalam kesempatan yang sama, AKR Corporindo juga mengubah jajaran komisaris. RUPST merestui pengunduran diri Agus D. W. Martowardojo sebagai komisaris. Dengan begitu, susunan komisaris periode 2020–2025 terdiri dari Soegiarto Adikoesoemo, I Nyoman Mastra dan Mohamad Fauzi Maulana Ichsan yang juga baru diangkat sebagai komisaris independen.
Adapun dewan direksi meliputi Haryanto Adikoesoemo, Jimmy Tandyo, Bambang Soetiono Soedjianto, Mery Sofi, Suresh Vembu, Nery Polim dan Termurti Tiban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News