Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
Pengamat migas dari Universitas Trisakti Pri Agung Rakhmanto mengatakan, kondisi hulu migas saat ini jauh lebih rumit dibandingkan dengan biasanya. Sebab, tantangan yang ada bukan sekadar masalah menurunnya harga minyak dunia. Melainkan juga efek pandemi Corona yang mengganggu mobilitas tenaga kerja dan logistik, serta berimbas pada tekanan ekonomi nasional maupun global.
"Kalau harga minyak rendah saja, industri migas mungkin sudah lebih siap menghadapi karena juga sudah bukan sekali dua kali ini terjadi. Tapi ini ada Covid-19, industri hulu migas tidak bisa under estimate pandemi ini," kata Pri.
Baca Juga: Bisnis Pertamina EP terpapar efek virus corona dan koreksi harga minyak mentah
Menurut Pri, saat ini dampak langsung terhadap kinerja hulu migas bisa jadi belum terasa. Namun, katanya, dampaknya terhadap operasional hulu migas akan terasa pada satu atau dua bulan ke depan.
Kondisi ini tentunya juga menjadi pertimbangan bagi KKKS dalam menjalankan rencana investasi. Apalagi, sebagian keputusan dari KKKS juga bergantung dari kantor pusat yang berada di Amerika Serikat maupun Eropa, yang juga terpapar Corona.
"Cepat atau lambat KKKS akan melakukan penyesuaian budget dan expenses. Ujungnya pasti berpengaruh pada kegiatan operasional. Di jangka pendek, efeknya ke anggaran untuk kegiatan lifting. Di jangka menengah-panjang, ke investasi lain seperti eksplorasi, EOR, maupun proyek baru," kata Pri.
Baca Juga: Tertekan harga minyak, Pertamina Hulu Energi (PHE) evaluasi rencana kerja
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News