kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.929   1,00   0,01%
  • IDX 7.180   38,89   0,54%
  • KOMPAS100 1.103   7,53   0,69%
  • LQ45 872   6,12   0,71%
  • ISSI 221   1,16   0,53%
  • IDX30 445   2,31   0,52%
  • IDXHIDIV20 536   1,54   0,29%
  • IDX80 127   0,74   0,59%
  • IDXV30 134   0,46   0,35%
  • IDXQ30 148   0,48   0,33%

Pandemi Covid-19, kerek omzet produsen AMDK


Senin, 15 Maret 2021 / 17:00 WIB
Pandemi Covid-19, kerek omzet produsen AMDK
ILUSTRASI. Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat air minum dalam kemasan di Jakarta,


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama pandemi Covid-19 bergulir, Indonesia Water Institute (IWI) menemukan adanya perubahan pola konsumsi dan sumber air bersih menggunakan air perpipaan, Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), dan sumber alternatif lainnya.

Indonesia Water Institute melakukan penelitian kepada 1.296 reponden tersebar di seluruh Indonesia untuk mengetahui perubahan pola konsumsi air bersih yang terjadi selama pandemi.

Responden mayoritas dari pulau Jawa sebanyak 59%, Sumatera 25%, Kalimantan 2,9%, Sulawesi 4,2%, dan sisanya dari wilayah lain seperti Maluku, Papua, dll.  Periode pengisian survey berlangsung dari tanggal 15 Oktober hingga 12 November 2020.

Dari hasil survey tersebut, sebanyak 52% responden memenuhi sumber air menggunakan air perpiaan sisanya 45% responden menggunakan sumber dari alternatif lain salah satunya AMDK.

Baca Juga: IWI minta pemerintah perhatikan regulasi yang lindungi kesehatan masyarakat

Firdaus Ali, Pendiri dan Pimpinan Indonesia Water Institute Indonesia menjelaskan dalam penelitian ini IWI juga merekam transisi pengguna air tanah ke AMDK dan air perpipaan selama pandemi.

Sebanyak 65% responden pengguna air tanah beralih menggunakan AMDK dan air perpipaan sebagai sumber air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

"Transisi ini terjadi karena AMDK paling gampang diakses dalam keadaan apapun. Dahulu AMDK adalah gaya hidup sekarang menjadi kebutuhan  hidup bagi sebagian masyarakat dan ini harus dicarikan solusi," jelasnya dalam acara virtual, Kamis (11/2).

Adapun biaya yang dikeluarkan responden untuk kebutuhan air ini berkisar di antara Rp 300.000 hingga Rp 1 juta. Peningkatan pengeluaran kebutuhan air selama pandemi berkisar hingga lima kali lipat. Sebanyak 87% responden mengeluarkan biaya mencapai rata-rata 300.000 per bulan untuk AMDK.

Kemudian dari sisi sumber air minum, sebanyak 88% responden menggunakan air kemasan galon dan sisanya menggunakan air minum kemasan lainnya seperti dari AMDK botol dan gelas.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×