Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
Tercatat dalam laporan keuangan perusahaan, penjualan neto GGRP mengalami penurunan hingga 16,77% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula US$ 379,27 juta di semester I 2019 menjadi US$ 315,65 juta di semester I 2020.
Seturut penurunan pada sisi penjualan neto, rugi bersih perusahaan membengkak menjadi US$ 10,80 juta. Sebelumnya, rugi bersih perusahaan tercatat hanya mencapai US$ 2,20 juta.
Oleh karenanya, GGRP merambah target pasar ekspor baru dengan melakukan ekspor terhadap 4.600 ton structural steel atau struktur baja ke Vancouver, Kanada pada Kamis (27/8). Ini merupakan ekspor perdana perusahaan ke negara tersebut.
Nilai dari ekspor adalah sebesar Rp 69 miliar atau setara dengan kurang lebih US$ 4,7 juta. Harapannya, ekspor ke Kanada bisa menjadi kegiatan ekspor rutin pada periode-periode berikutnya.
Baca Juga: Transformasi digital jadi solusi Gunung Raja Paksi (GGRP) hadapi krisis karena corona
“Kita sudah ketahui bersama bahwa pasar domestik lesu, tapi alhamdulillah kami bisa membuka peluang untuk ekspor,” imbuh Abednedju.
Ke depan, GGRP masih akan kembali menjajaki peluang ekspor ke Malaysia dan Selandia Baru dalam waktu dekat. Sebelumnya, kedua negara tersebut memang sudah pernah menjadi target pasar ekspor perusahaan.
Dengan adanya upaya-upaya ini, GGRP berharap mampu menahan laju penurunan penjualan agar terjaga di bawah 20% dibanding realisasi tahun sebelumnya. Perusahaan berharap, pasar baja nasional bisa segera pulih pada tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News