kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.307.000   8.000   0,35%
  • USD/IDR 16.680   -27,00   -0,16%
  • IDX 8.391   -3,35   -0,04%
  • KOMPAS100 1.160   -7,83   -0,67%
  • LQ45 845   -8,63   -1,01%
  • ISSI 290   -0,83   -0,29%
  • IDX30 444   -0,53   -0,12%
  • IDXHIDIV20 511   -2,43   -0,47%
  • IDX80 131   -0,99   -0,75%
  • IDXV30 138   -0,38   -0,28%
  • IDXQ30 140   -0,92   -0,65%

BOLT Raih Laba Rp107,75 Miliar di Kuartal III 2025:Ekspansi Pasar Otomotif & Industri


Senin, 10 November 2025 / 18:56 WIB
BOLT Raih Laba Rp107,75 Miliar di Kuartal III 2025:Ekspansi Pasar Otomotif & Industri
ILUSTRASI. Aktivitas produksi PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT)


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) berhasil mencetak kinerja apik sepanjang Januari hingga September 2025.

Melansir laporannya di Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa (28/10/2025), laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk BOLT sebesar Rp 107,75 miliar pada kuartal III-2025. Angka ini melesat melesat 63,09% secara tahunan (year on year/YoY) dari laba bersih Rp 66,07 miliar yang dikantongi setahun lalu. 

EBITDA meningkat 42,5% YoY dari Rp 145 miliar menjadi Rp 206 miliar, dengan margin EBITDA naik menjadi 16,4% dari 13,1% pada 9M24. 

Pada periode yang sama, penjualan bersih BOLT juga tumbuh 13,55% YoY, dari Rp 1,10 triliun menjadi Rp 1,25 triliun. 

Presiden Direktur BOLT, Ervin Wijaya mengatakan, pencapaian ini didukung oleh kenaikan pendapatan sebesar 13,6% YoY, yang terutama didorong oleh lonjakan 192,8% YoY pada segmen suku cadang otomotif hingga mencapai Rp 254 miliar. Peningkatan tajam tersebut menurutnya terutama berasal dari kontribusi PT Garuda Metal Utama (GMU), perusahaan produsen komponen otomotif yang diakuisisi pada pertengahan 2025, serta penambahan pelanggan baru dan peningkatan volume dari pelanggan eksisting. 

Selama periode tersebut, BOLT juga mencatat pertumbuhan pada segmen suku cadang sepeda motor dan industri lainnya masing-masing 5,9% YoY dan 32,9% YoY. Kenaikan segmen industri lainnya terutama merupakan hasil diversifikasi bisnis ke sektor non otomotif.

Baca Juga: Laba bersih Garuda Metalindo (BOLT) Melonjak 63,09% Hingga Kuartal III-2025

“Adapun segmen komponen otomotif mencatatkan penurunan tipis sebesar 0,7%, dari Rp 248 miliar di 9M24 menjadi Rp 246 miliar di periode berjalan, sejalan dengan perlambatan ekonomi secara umum tahun ini,” kata Ervin dalam keterangan resmi, Senin (10/11/2025).

Sementara itu, lanjut Ervin, segmen ekspor tumbuh 34,5% YoY dari IDR 67 miliar menjadi IDR 90 miliar, didorong oleh permintaan yang lebih tinggi dari Jerman yang meningkat 21,3% YoY dan India yang naik 38,7% YoY di tengah pergeseran rantai pasokan global menuju basis manufaktur alternatif di kawasan Asia Tenggara.

Pada tingkat laba operasional, BOLT membukukan Rp 146 miliar pada periode tersebut, naik 49,0% YoY dari Rp 98 miliar pada setahun sebelumnya. Margin laba operasional meningkat menjadi 11,6% dari 8,9% pada tahun sebelumnya.

Pada saat yang sama, beban pokok penjualan BOLT naik 7,63% menjadi Rp 983,38 miliar. Sehingga menghasilkan kenaikan laba bruto mencapai 41,41% menjadi Rp 274,35 miliar. 

Kata Ervin, faktor pendorong naiknya laba bruto adalah optimisasi biaya bahan baku. Perusahaan memanfaatkan penurunan harga baja global dan berhasil melakukan negosiasi ulang dengan pemasok utama untuk mendapatkan harga yang lebih kompetitif. Selain itu, BOLT beralih ke sumber bahan baku alternatif yang menawarkan efisiensi biaya yang lebih baik tanpa mengorbankan kualitas produk. 

Di sisi lain, beban usaha BOLT terpantau mengalami peningkatan, dari semula Rp 95,93 miliar pada kuartal III-2024, menjadi Rp 128,24 miliar pada kuartal ketiga tahun ini. 

Baca Juga: Garuda Metalindo (BOLT) Mengincar Pertumbuhan Ekspor 30% Sepanjang 2025

Ervin menjelaskan, saat ini sekitar 90% dari penjualan BOLT masih berasal dari pasar domestik, dengan mayoritas berasal dari sektor otomotif—terutama komponen dan suku cadang untuk kendaraan 2W dan 4W. Di segmen 2W, BOLT memegang pangsa pasar dominan sebesar 70%.

Namun, di segmen 4W, pangsa pasar BOLT masih relatif kecil, sekitar 10–15%, karena menurutnya masih banyak produsen mobil di Indonesia, terutama dari Jepang, masih mengandalkan komponen impor. 

“Namun, perusahaan sudah mulai memasok parts dan components untuk truk yang memiliki turnover lebih tinggi dibandingkan mobil biasa. Hal ini dipandang dapat mendorong penjualan BOLT ke depannya,” kata Ervin.

Untuk semakin memperkuat kehadiran pasar BOLT baik di dalam negeri maupun luar negeri, perusahaan kata Ervin terus berinovasi dalam pengembangan produk dan secara aktif menjalin kerja sama dengan pelanggan baru. 

Hingga September 2025, BOLT telah memperoleh 12 kontrak baru dengan total nilai lebih dari Rp 6,5 miliar. Dari jumlah tersebut, dua kontrak ditujukan secara khusus untuk ekspor langsung ke India, sementara sepuluh kontrak lainnya menyasar klien domestik di sektor otomotif, alat berat, dan industri umum. 

Secara keseluruhan, kontrak-kontrak ini diperkirakan BOLT akan memberikan tambahan penjualan konsolidasi sekitar Rp 2 miliar per bulan selama dua tahun ke depan.

Perusahaan juga secara aktif berpartisipasi ke dalam exhibition otomotif dalam negeri maupun luar negeri. Tahun ini sendiri, BOLT mengikuti 2 exhibition yang diadakan di Bulan April di Eropa dan Bulan September di US. Melalui partisipasi ini, BOLT berhasil memperoleh beberapa inquiries terutama karena pengalihan supply chain dari China dan Taiwan ke negara-negara lain seperti Indonesia sebagai alternatif. 

Selain itu, regulasi yang berlaku di Indonesia, seperti pemberlakuan kewajiban konten lokal (TKDN) dan pembatasan impor oleh pemerintah Indonesia telah mendorong produsen otomotif untuk melakukan lokalisasi produksi komponen kendaraan 4W. Sebagai hasilnya, BOLT mulai menerima lebih banyak permintaan terkait proyek lokalisasi dan optimis dapat mencapai pertumbuhan sebesar 10% di segmen 

Ke depan, BOLT juga melihat peluang besar di sektor nonotomotif. Industri alat berat, khususnya, diperkirakan menjadi pendorong utama pertumbuhan. Dengan terus memperkuat kemampuan manufakturnya, memajukan penelitian dan pengembangan produk, serta membentuk kemitraan strategis dengan pemain utama, BOLT yakin bahwa upaya diversifikasinya akan sangat mendukung ketahanan bisnis jangka panjang dan daya saing yang lebih baik. 

Baca Juga: Laba Bersih Garuda Metalindo Naik 118,7% Menjadi Rp 67 Miliar pada Semester I-2025

“Dengan memanfaatkan momentum saat ini dan menggunakan faktor-faktor strategis yang telah diidentifikasi, BOLT menetapkan prospek yang optimis untuk tahun 2025, dengan target pertumbuhan pendapatan sebesar 15–20% YoY dan pertumbuhan laba bersih sebesar 20–25% YoY,” bidik Ervin.

Untuk mencapai tujuan ini, BOLT akan fokus pada tiga pilar strategi utama. 

Pertama, meningkatkan penetrasi pasar di 4W dengan mengoptimalkan kualitas produk, memperluas jaringan distribusi, dan memperdalam kolaborasi dengan pemangku kepentingan kunci. 

Kedua, mempercepat ekspansi ekspor dengan meningkatkan volume penjualan di Eropa, India, dan AS, memanfaatkan pergeseran rantai pasokan yang sedang berlangsung di kedua wilayah tersebut. 

Ketiga, memanfaatkan potensi pendapatan yang lebih besar dari segmen industri lainnya, termasuk alat berat dan pasar industri umum, yang diperkirakan akan menjadi pendorong pertumbuhan nonotomotif yang kuat. 

“Didukung oleh struktur biaya yang efisien, manajemen inventaris yang lebih baik, dan komitmen terhadap inovasi berkelanjutan, BOLT yakin bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun yang menentukan untuk membangun pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan dan memperkuat profitabilitas,” tutup Ervin.

Baca Juga: Garuda Metalindo Targetkan Kenaikan Pendapatan 10% pada 2025, Bagaimana Strateginya?

Selanjutnya: Laba Bersih Turun Signifikan, Cek Rekomendasi Saham Medco Energi Internasional (MEDC)

Menarik Dibaca: Provinsi Ini Diguyur Hujan Amat Lebat, Simak Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (11/11)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×