Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan rupiah ikut menekan PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI).
Direktur Lotte Chemical Rudy Repelita mengatakan, pihaknya akan terus berhati-hati mengendalikan kondisi dan risiko kurs mata uang.
"Pelemahan rupiah pasti ada mempengaruhi kinerja kami. Sebab 90% penjualan kami ada di domestik, sedangkan bahan baku impor dibeli dalam dollar," kata Rufy dalam paparan publik yang berlangsung di Jakarta Selatan, Jumat (28/6).
Sepanjang 2023, FPNI mencetak penurunan pendapatan 21% yang diakibatkan volume penjualan dan harga rata-rata penjualan untuk produk yang dibuat sendiri menurun masing-masing sebesar 5,7% dan 15,8%.
Laba usaha FPNI juga turun 325% pada tahun 2023 dibandingkan 2022 yang diakibatkan penurunan signifikan rata-rata margin spread antara harga jual polyethylene (PE) dan bahan baku utama sebesar US$ 22 per metrik ton (US$ 142 per metrik ton vs US$ 164 per metrik ton).
Baca Juga: Hadapi Tekanan Bisnis, Lotte Chemical (FPNI) Berharap Pertahankan Kinerja Tahun Lalu
Faktor penyebabnya antara lain adalah penurunan permintaan akibat perlambatan ekononi global disertai inflasi yang tinggi menyebabkan pasar polyethylene tertekan.
Lalu ada tambahan pasokan produk petrokimia dari pabrik baru di regional yang semakin memperketat kompetisi, dan ada peningkatan harga bahan baku ethylene akibat lonjakan permintaan dari produsen polimer global.
"Indonesia menjadi tempat dumping di tengah kondisi market polyethylene yang lesu saat ini. Produsen dari Malaysia, Thailand, Vietnam membuang barang-barang ke sini sehingga harga menjadi sangat kompetitif. Hal ini merugikan buat kami, produsen lokal,'" ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News