kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.555   -55,00   -0,33%
  • IDX 6.980   147,08   2,15%
  • KOMPAS100 1.012   25,10   2,54%
  • LQ45 787   21,71   2,84%
  • ISSI 220   2,17   0,99%
  • IDX30 409   11,84   2,98%
  • IDXHIDIV20 482   15,28   3,27%
  • IDX80 114   2,54   2,27%
  • IDXV30 116   2,05   1,79%
  • IDXQ30 133   4,16   3,22%

Pelindo II tingkatkan pelayanan dan cegah suap dengan digitalisasi


Selasa, 29 Juni 2021 / 11:24 WIB
Pelindo II tingkatkan pelayanan dan cegah suap dengan digitalisasi
ILUSTRASI. Suasana aktivitas bongkar muatan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (15/6/2021). Pelindo II tingkatkan pelayanan dan cegah suap dengan digitalisasi.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pelindo II atau Indonesia Port Corporation (IPC) terus memanfaatkan teknologi digital dalam layanan kepelabuhan guna meningkatkan efisiensi dan mencegah praktik suap.

Direktur Utama Pelindo II, Arif Suhartono, mengatakan, sejumlah program optimalisasi pelayanan operasional kepelabuhan dilakukan melalui digitalisasi. 

"IPC terus mengoptimalkan layanan terminal peti kemas melalui pemanfaatan teknologi dan digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi jasa kepelabuhan dan mencegah praktik suap-menyuap," kata Arief dalam press rilisnya, Selasa (29/6).

Program pertama, melakukan Single Truck Identity. Arief menjelaskan ini merupakan sistem berbasis elektronik yang terintegrasi dengan Trucking Company, Asosiasi Trucking dan Cabang Pelabuhan dalam melakukan pendaftaran Truck ID yang berisi data identitas kendaraan seperti nomor polisi dan data perusahaan pemilik truk/perusahaan angkutannya. 

Baca Juga: PT BIMA dan EII berkolaborasi tingkatkan kinerja dengan inovasi

Dengan implementasi Single TID ini, identitas truck yang masuk ke semua terminal yang ada di lingkungan IPC akan berada dalam satu database, sehingga akan memudahkan dalam identifikasi, penataan dan monitoring truck ke depan.

Kedua, penerapan centralized traffic management system. "Ini adalah sistem pengendalian lalu lintas yang mengawasi dan mengatur aktivitas keluar dan masuknya truk trailer di wilayah Pelabuhan," ujar Arif.

Dengan penerapan centralize traffic management syatem ini, petugas akan dengan mudah mengawasi dan mengatur pergerakan truck melalui CCTV dan pengeras suara serta patroli secara berkala.

Ketiga, penggunaan  i-Hub atau single platform untuk semua pelayanan berbasis digital. Ini merupakan pengembangan dari layanan e-Service yang telah berjalan selama ini, dengan menambahkan fitur monitoring, track and trace petikemas dan sarana pengangkut secara realtime yang langsung dapat dimonitor oleh pemilik barang, berbasis mobile app dan web.

Baca Juga: Jasa Armada Indonesia (IPCM) akan bagikan dividen, ini besarannya

Dengan implementasi i-Hub ini, IPC memastikan bahwa semua layanan customer ke depan tidak ada lagi physical contact dan berbasis digital.

Keempat, penerapan Single Terminal Operating System (Single TOS), untuk memudahkan perencanaan dan pengendalian operasi di semua terminal di IPC dalam satu aplikasi TOS.

Penerapan Single TOS ini sejalan dengan program pemerintah yang tertuang dalam Inpres no. 5 tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional (NLE) di Pelabuhan.

Arif berharap digitalisasi ini bukan cuma bertujuan meningkatkan pelayanan, melainkan juga dapat mengikis praktik suap-menyuap. "Digitalisasi membuat pelayanan kepelabuhan menjadi lebih transparan, bukan cuma mengoptimalkan pelayanan, melainkan juga meminimalisasi peluang praktik suap-menyuap," pungkasnya.

Selanjutnya: Pelindo II tindak 12 pelaku pungli

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×