Reporter: Ardian Taufik Gesuri | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - UBUD. PT Pelabuhan Indonesia (Persero) tak mau ketinggalan momentum setelah berhasil merger pada 1 Oktober 2021 lalu. Perusahaan pun mematok peningkatan nilai yang diciptakan atau value creation dari aksi penggabungan empat BUMN pelabuhan itu seoptimal mungkin.
“Value creation dari merger ini secara finansial akan mencapai Rp 5,8 triliun pada tahun 2024 nanti,” kata Arif Suhartono, Presiden Direktur Pelabuhan Indonesia atau Pelindo, dalam acara pertemuan dengan media di Ubud, Bali, Sabtu (13/11).
Menurut Arif, dengan terjadinya penggabungan Pelindo I, Pelindo II, Pelindo, dan Pelindo IV ke dalam Pelindo II, dan kemudian Pelindo II berubah menjadi Pelindo ini, manajemen akan melakukan efisiensi. Dan, efisiensi yang paling terasa adalah efisiensi finansial.
Ada lima hal bisa dihasilkan dari kehadiran induk usaha pelabuhan milik negara ini. Yakni, pertama, optimalisasi financial cost. Arif mengambil contoh, Pelindo II punya banyak likuiditas, sementara Pelindo I punya pinjaman. Maka, dengan adanya penggabungan ini, masalah keuangan bisa lebih tertangani dengan baik.
Baca Juga: Pelindo catatkan trafik peti kemas capai 12,4 juta TEUs pada kuartal III 2021
Kedua, punya kemampuan dalam menjalin strategic partnership dengan seluruh pelaku usaha di seluruh dunia. Ketiga, standardisasi operasional di berbagai pelabuhan di bawah Pelindo. Keempat, pengadaan terpusat. Kelima, self service dalam pengadaan hingga operasional.
Sebagaimana diketahui, setelah berproses selama 7 tahun, merger BUMN pelabuhan berhasil dilakukan pada 1 Oktober 2021 lalu. Pelindo I hingga Pelindo IV digabung, tetapi tidak ada yang kehilangan. Yang ada adalah perubahan bentuk. Anak-anak usaha yang beraktivitas di bidang yang sama disatukan dalam satu sub holding.
Maka hasilnya, di bawah induk Pelabuhan Indonesia ada empat sub holding. Yakni, sub holding terminal petikemas, sub holding multi terminal, sub holding jasa maritim, dan sub holding solusi logistik.
Hampir seluruh direksi yang sebelumnya menjabat di Pelindo I sampai Pelindo IV, sekitar 25 direktur, pun mengisi posisi-posisi yang ada di Pelindo maupun sub-sub holding tersebut.
Setelah terjadinya merger, Arif, yang sebelumnya menjabat Direktur Utama Pelindo II sekaligus Ketua Organizing Committee Integrasi Pelindo, menekankan betul pada langkah standardisasi pelabuhan.
Tujuannya adalah mencapai tingkat kepastian layanan dan efisiensi sebagaimana yang bisa diberikan pelabuhan tingkat dunia seperti di Singapura.
Selama ini beredar kritik bahwa tingkat efisiensi di pelabuhan-pelabuhan BUMN ini masih rendah. Presiden Jokowi, dalam menyambut kehadiran holding perusahaan pelabuhan ini, berpesan untuk meningkatkan keterhubungan logistik Indonesia. Sehingga, biaya logistik Indonesia harus bisa ditekan dan mampu bersaing dengan negara lain.
Baca Juga: Strategi Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) setelah merger Pelindo I-IV
Saat ini biaya logistik Indonesia menelan 23% dari produk domestik bruto (PDB), sementara biaya logistik di negara lain hanya 12% PDB.
Untuk meningkatkan efisiensi di pelabuhan-pelabuhan Pelindo, Arif lebih menekankan pada upaya menekan dead weight loss dengan cara meningkatkan produktivitas bongkar muat sehingga bisa mempercepat arus kapal di pelabuhan. Karena aktivitas inilah yang berada di bawah kendali Pelindo.
Adapun, perkara masih tingginya dwelling time yang banyak dikeluhkan pengusaha, itu tidak bisa ditangani oleh Pelindo semata. Masih lamanya waktu mulai dari bongkar muat kontainer (petikemas) dari kapal hingga keluar dari terminal pelabuhan ternyata juga melibatkan 11 instansi pemerintahan.
Guna meningkatkan efisiensi logistik, Pelindo fokus pada langkah mempercepat layanan pelabuhan, seperti bongkar muat barang. Arif mencontohkan di Terminal Ambon yang sebelumnya butuh waktu 3 hari sampai 5 hari untuk membongkar muatan kapal, saat ini bisa dilakukan dalam 1 hari saja. Sehingga, mampu meningkatkan efisiensi bagi kapal tersebut US$ 5.000 per hari.
Dengan langkah-langkah integrasi pelabuhan ini, Arif yakin Pelindo mampu menaikkan kinerja ke depannya. Untuk tahun ini, dia menargetkan Pelindo mampu meraih pendapatan sekitar Rp 30 triliun dengan laba bersih Rp 3,1 triliun sampai Rp 3,2 triliun.
Selanjutnya: Martina Berto (MTBO) optimistis penurunan kasus Covid momen dongkrak kinerja
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News