kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelindo Terminal Petikemas Akan Lakukan Peremajaan Alat Bongkar Muat


Rabu, 05 Juli 2023 / 15:28 WIB
Pelindo Terminal Petikemas Akan Lakukan Peremajaan Alat Bongkar Muat
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat di Terminal Peti Kemas Semarang.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan layanan jasa terminal peti kemas PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) berencana melakukan peremajaan sejumlah alat bongkar muat di Terminal Petikemas (TPS) Surabaya dan IPC TPK Area Panjang. 

Peremajaan alat meliputi 4 unit quay container crane (QCC) atau alat bongkar muat peti kemas di dermaga dan 14 unit rubber tyred gantry (RTG) yang merupakan alat bongkar muat peti kemas di lapangan penumpukan untuk TPS Surabaya dan 1 unit QCC untuk IPC TPK Area Panjang. Alat tersebut akan menggantikan sejumlah peralatan yang saat ini digunakan untuk mendukung kegiatan operasional di masing-masing terminal peti kemas.

Corporate Secretary Pelindo Terminal Petikemas Widyaswendra mengatakan, peremajaan alat dilakukan anak usaha PT Pelabuhan Indonesia (Persero) ini untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pelayanan terhadap pelanggan.

Menurutnya, ukuran kapal yang singgah di TPS Surabaya dan IPC TPK Area Panjang semakin besar dengan jumlah muatan yang semakin banyak. Kondisi tersebut membutuhkan peralatan bongkar muat peti kemas yang andal untuk menjaga produktivitas terminal peti kemas. 

Baca Juga: Sebanyak 371 Jamaah Haji Telah Tiba di Tanah Air

Untuk pengadaan alat, Pelindo Terminal Petikemas menyiapkan dana sekitar US$ 50 juta untuk 5 unit QCC dan US$ 38 juta untuk 14 unit RTG.

“Pengadaan alat baru ini untuk meningkatkan kualitas pelayanan di TPS Surabaya dan IPC TPK Area Panjang, karena nantinya kapal yang masuk ke terminal akan semakin besar. Kami selaku operator terminal harus siap dengan kondisi tersebut dengan melakukan peremajaan alat yang sesuai dengan kebutuhan bongkar muat kapal beberapa waktu ke depan,” ungkap Widyaswendra dalam siaran pers yang diterima Kontan, Rabu (5/7).

Saat ini, di TPS Surabaya terdapat 12 unit QCC dan 30 unit RTG yang digunakan untuk pelayanan kegiatan terminal peti kemas. Widyaswendra menyebut, pengadaan alat baru nantinya akan menggantikan sebagian dari peralatan yang sudah ada saat ini.

Selanjutnya, peralatan lama yang ada di TPS Surabaya maupun IPC TPK Area Panjang akan digunakan untuk mendukung kebutuhan alat di terminal lain yang membutuhkan melalui program optimalisasi aset. 

Disinggung mengenai kapan alat baru tersebut akan beroperasi, Pelindo Terminal Petikemas belum dapat memberikan kepastian waktu. Widyaswendra memperkirakan dibutuhkan waktu kurang lebih 2-3 tahun untuk mengoperasikan alat baru lantaran adanya proses pembuatan, pengiriman, hingga perakitan di terminal.

“Saat ini masih tahap awal lelang pengadaan barang dan jasa, sehingga proses waktu yang dibutuhkan alat tersebut untuk.dapat beroperasi masih cukup panjang,” tambahnya.

Sebagai informasi, Pelindo Terminal Petikemas mencatat arus peti kemas di TPS Surabaya semester pertama tahun 2023 sebanyak 674.890 teus. Jumlah tersebut tumbuh sekitar 1% jika dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yang tercatat sebanyak 668.244 teus. Angka ini terdiri dari 644.770 teus peti kemas luar negeri (internasional) dan 30.120 peti kemas dalam negeri (atingc). 

Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) Terus Tingkatkan Pelayanan Strategis

Ketua DPC Indonesian National Shipowners Association (INSA) Surabaya Stenvens Handry Lesawengen mengatakan, keberadaan alat baru sangat dibutuhkan di TPS Surabaya khususnya QCC.

Ia menyebut bahwa QCC yang ada di TPS Surabaya saat ini hanya dapat menjangkau 12 rows atau susunan peti kemas mengikuti lebar kapal, sementara kapal-kapal yang singgah akan semakin besar hingga 18 rows. Keberadaan alat baru juga diharapkan dapat mendongkrak produktivitas bongkar muat peti kemas di terminal.

“Dibutuhkan QCC jenis Post Panamax, karena yang ada di TPS Surabaya saat masih tipe Panamax. Dari sisi usia alat juga sudah tepat jika dilakukan peremajaan dengan alat yang baru, karena alat yang sekarang beroperasi ternyata sudah ada sejak awal TPS Surabaya berdiri kurang lebih 20 tahun lalu,” pungkas Stenvens.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×