kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.585.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.379   -9,00   -0,05%
  • IDX 7.184   28,98   0,41%
  • KOMPAS100 1.063   6,14   0,58%
  • LQ45 836   4,08   0,49%
  • ISSI 214   0,20   0,10%
  • IDX30 431   2,57   0,60%
  • IDXHIDIV20 512   0,79   0,15%
  • IDX80 122   0,71   0,59%
  • IDXV30 124   -0,09   -0,07%
  • IDXQ30 141   0,29   0,21%

Pemanfaatan Biodiesel 12,5 Juta Kiloliter di 2025, Industri CPO Siap Ambil Peluang


Senin, 09 Desember 2024 / 19:02 WIB
Pemanfaatan Biodiesel 12,5 Juta Kiloliter di 2025, Industri CPO Siap Ambil Peluang
ILUSTRASI. Kementerian ESDM menargetkan pemanfaatan biodiesel bisa mencapai 12,5 juta kiloliter pada tahun 2025.ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/tom.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pemanfaatan biodiesel bisa mencapai 12,5 juta kiloliter pada 2025. Angka tersebut meningkat dari penggunaan biodiesel pada 2023 di pasar domestik yang tercatat mencapai 12,2 juta kiloliter. 

Peningkatan pemanfaatan biodiesel ini seiring dengan rencana pemerintah untuk menerapkan program B40, yaitu campuran 40% biodiesel dalam bahan bakar solar.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobdi) Ernest Gunawan mengungkapkan pihaknya siap mendukung target tersebut. 

Namun, rencana pemanfaatan biodiesel untuk B40 pada 2025 sebenarnya mencatatkan target yang lebih tinggi, yakni sekitar 15,6 juta kL.

Baca Juga: BPH Migas: Pemanfaatan Biodiesel Hemat Devisa Negara Rp 120 Triliun pada 2023

"Meski angka ini masih belum ditetapkan secara resmi oleh Kementerian ESDM. Kami masih menunggu arahan lebih lanjut dari Pak Menteri dan kemungkinan juga terkait dengan aspek pendanaan, khususnya dana subsidi selisih harga (insentif) yang harus disiapkan oleh BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit)," kata Ernest kepada Kontan, Senin (9/12).

Untuk memenuhi kebutuhan B40 tersebut, disampaikan Ernest, Aprobi menegaskan bahwa produsen biodiesel yang tergabung dalam asosiasi sudah siap dan tidak perlu menambah kapasitas produksi.

"Kami sudah oke, kapasitas yang ada saat ini sudah memadai," tambah Ernest.

Sementara itu, kenaikan target pemanfaatan biodiesel ini diperkirakan akan berdampak positif pada permintaan CPO domestik. 

Head of Investor Relations PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) Stefanus Darmagiri mengatakan, perusahaan sawit yang memproduksi biodiesel, termasuk SGRO, akan mencermati potensi peningkatan permintaan CPO (Crude Palm Oil) untuk memenuhi kebutuhan biodiesel.

"Kenaikan pemanfaatan biodiesel akan berdampak pada permintaan CPO domestik yang diperkirakan akan meningkat," ungkap Stefanus kepada Kontan, Senin (9/12).

Untuk mendukung peningkatan produksi, SGRO akan terus memantau peluang untuk menambah kapasitas Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Saat ini, perusahaan memiliki 8 PKS dengan kapasitas total 515 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam.

Baca Juga: Biodiesel Dipacu, Utilitas Produksi Digenjot

"Kami akan terus mencermati dan mengamati peluang penambahan PKS sesuai dengan kebutuhan Perseroan," tutur Stefanus.

Stefanus menuturkan, dalam menghadapi kenaikan permintaan CPO, SGRO akan mengimplementasikan berbagai strategi yang sudah terbukti efektif. SGRO terus mengoptimalkan Best Agronomy Practices, dengan fokus pada intensifikasi produksi melalui program-program seperti mekanisasi, sistem manajemen air, peningkatan infrastruktur, serta digitalisasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional di kebun.

“Kami berharap strategi ini dapat mendongkrak kinerja operasional Perseroan dan mendukung pemenuhan kebutuhan CPO dalam negeri,” jelas Stefanus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×