Reporter: Femi Adi Soempeno, Reuters |
JAKARTA. Indonesia mengharapkan Inpex Corp. memulai pembangunan kilang liquefied natural gas (LNG) terapung di Laut Timor pada tahun 2011. Kilang senilai US$ 10 miliar ini diproyeksikan akan beroperasi pada tahun 2016 dan memproduksi 4,5 juta ton per tahun dari ladang gas yang dioperasikan Inpex, yaitu Abadi.
Ladang gas ini diperkirakan memiliki cadangan gas sebesar 10 triliun kaki kubik atau trillion cubic feet (tcf). "Sebagian dari LNG ini akan di ekspor, dan sebagian lain untuk memenuhi pasar domestik," kata Elan Biantoro, Kepala Dinas Humas dan Hubungan Kelembagaan BP Migas, Kamis (19/8), seperti dikutip dari Reuters.
Indonesia merupakan eksportir LNG terbesar nomor tiga di dunia setelah Qatar dan Malaysia. Indonesia berupaya mengerek penggunaan sumber energi gas untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak lantaran tinggihnya harga minyak dunia.
Tahun lalu, pemerintah menyetujui permintaan Inpex dan telah mempertimbangkan nilai keekonomian atas kilang terapung LNG yang awalnya diperkirakan menyedot ongkos US$ 19,6 juta. Alhasil, Inpex pun menghitung ulang dan memperkirakan nilai investasi bisa ditekan menjadi US$ 10 miliar.
Jika cadangan gas di ladang ini terbukti, maka proyek ini merupakan ladang gas terbesar kedua di Indonesia setelah proyek Tangguh di Papua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News