kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.839   -99,00   -0,63%
  • IDX 7.500   8,14   0,11%
  • KOMPAS100 1.161   1,97   0,17%
  • LQ45 920   -0,50   -0,05%
  • ISSI 227   1,06   0,47%
  • IDX30 474   -1,02   -0,21%
  • IDXHIDIV20 571   -1,27   -0,22%
  • IDX80 133   0,19   0,15%
  • IDXV30 141   0,50   0,35%
  • IDXQ30 158   -0,23   -0,15%

Pemerintah lelang wilayah panas bumi 2.000 MW


Selasa, 06 Maret 2012 / 10:39 WIB
Pemerintah lelang wilayah panas bumi 2.000 MW
ILUSTRASI. Pembom H-6 Angkatan Udara China terbang dekat jet tempur F-16 Taiwan pada foto bertanggal 10 Februari 2020 ini yang disediakan oleh Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan.


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Edy Can

JAKARTA. Pemerintah akan melelang wilayah kerja panas bumi dengan total potensi sebesar 2.000 megawatt. Wilayah kerja panas bumi yang dilelang berada di Jawa dan Sumatera.

Pelelangan akan dilakukan secara bertahap. Direktur Panas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Sugiharto Harsoprayitno mengatakan, pelelangan tahap pertama sekitar 500 megawatt dan sisanya menyusul. "Per wilayah minimal kapasitas 2 x 5 MW, dan ada juga yang 110 MW,” kata Sugiharto kepada KONTAN, Selasa (6/3).

Kapan lelang akan dilakukan, Sugiharto belum bisa memastikan. Dia beralasan pemerintah masih menyiapkan wilayah kerja panas bumi tersebut.

Pelelangan wilayah kerja panas bumi di Jawa karena kebutuhan listrik tumbuh pesat. Selain itu, pemerintah berniat menggantikan pembangkit berbahan bakar batubara. “Jawa ini kan perlu energi bersih, harapan kami listrik dari batubara ini akan digantikan atau diperkecil dengan pembangkit panas bumi,” katanya.

Sugiharto mengatakan, kapasitas listrik panas bumi di tiap wilayah lelang di Jawa mayoritas sebesar 110 MW. Namun, dia mengatakan ada yang 2 x 110 MW seperti di Baturaden.

Sugiharto mengaku tidak memiliki target lelang tahunan. Yang pasti, dia berharap bisa mengejar target listrik panas bumi mencapai 12.000 megawatt pada 2025 mendatang.

Salah satu hambatan mengejar target itu adalah kemampuan survei. Sugiharto mengakui kemampuan pemerintah masih minim karena kekurangan dana dan sumber daya manusia.

Selama ini, survei potensi panas bumi dilakukan oleh Badan Geologi. Ke depannya, dia berharapa pengusaha melakukan survei sendiri. “Jadi tidak harus pemerintah yang survei. Apalagi, pengembang juga lebih yakin dengan pekerjaan dia sendiri,” ujarnya.

Asal tahu saja, Indonesia memiliki potensi panas bumi mencapai 29.000 megawatt. Pemanfaataan listrik panas bumi hingga tahun lalu baru sebesar 1.206 megawatt. Sebelumnya, menurut data Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, panas bumi yang dipakai sebagai listrik baru sebesar 1.189 megawatt. Namun, terdapat penambahan sebesar 17 megawatt setelah ada optimalisasi turbin di PLTP Darajat dan PLTP Salak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×