Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Test Test
JAKARTA. Pemerintah berencana melibatkan PT Kereta Api (Persero) atau PTKA sebagai operator jalur pengembangan infrastruktur kereta angkutan CPO di Sumatera Utara yang akan berlangsung pada tahun ini.
Sudah tentu rencana tersebut menjadi kabar baik bagi perusahaan pelat merah ini . Direktur Komersial PTKA Sulistyo Wimbo Hardjito mengatakan, amanat itu tentu mendatangkan keuntungan sendiri bagi perseroan karena potensi CPO yang bisa diangkut PTKA sangat besar. Karena itulah PTKA menunggu rampungnya perbaikan jembatan yang dilakukan pemerintah.
"Kalau sudah selesai dikerjakan, kami bisa mengoperasikan lokomotif CC 201 dan ketel-ketel nya untuk mengangkut CPO itu. Namun, kami mengincar pasar pengangkutan yang jaraknya lebih jauh dari Tebing Tinggi ke Belawan. Kami mengincar jarak 150 kilometer sampai 200 kilometer seperti dari Rantau ke Prapat sehingga tarif yang kami kenakan bisa bersaing dengan angkutan darat," kata Wimbo.
Angkutan jarak jauh diincar PTKA karena Wimbo mengakui bahwa jalur Tebing Tinggi ke Belawan terbilang pendek, sehingga tarif angkutan kereta untuk rute itu masih lebih tinggi dibandingkan tarif truk. "Truk itu kan solarnya disubsidi. Sementara kereta pakai solarnya industri. Cara mengakalinya dengan mengincar juga angkutan jarak jauh, sehingga tarifnya bisa bersaing," jelasnya.
Sayang, Wimbo enggan menyebut berapa tarif angkutan CPO yang dikenakan PTKA untuk pengguna jasanya di Sumatera Utara karena masih terikat kontrak. Ia hanya menyebut setidaknya ada tiga perusahaan kelapa sawit yang menggunakan jasa PTKA, yaitu PT London Sumatera Tbk, serta PT Perkebunan Nusantara III dan IV.
Dengan tarif yang bersaing dibanding truk, ia memastikan angkutan kereta api jauh lebih aman ketimbang truk yang muatannya bisa dicuri atau bocor di tengah jalan. "Keamanan dan ketepatan waktu menjadi kelebihan angkutan kereta," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News