kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemisahan Inalum dari MIND ID Berpotensi Dorong Bisnis Hilirisasi


Minggu, 11 Desember 2022 / 23:15 WIB
Pemisahan Inalum dari MIND ID Berpotensi Dorong Bisnis Hilirisasi
ILUSTRASI. Fasilitas produksi?PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).


Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemisahan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) dari Holding Industri Pertambangan, MIND ID diharapkan mampu mendorong bisnis hilirisasi perusahaan.

Presiden Joko Widodo telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 2022 tentang Pengurangan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT Indonesia Asahan Aluminium pada 8 Desember 2022.

Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agus Tjahajana mengungkapkan, kehadiran beleid ini mengambil kembali saham-saham yang dimiliki negara pada tiga BUMN yang sebelumnya ditambahkan ke Inalum untuk akuisisi PT Freeport Indonesia.

"Dengan demikian Inalum sekarang sejajar kembali dengan tiga BUMN tersebut. Dengan catatan kepemilikan negara di Inalum tetap 1005 sedang di tiga BUMN lain hanya 65%," kata Agus kepada Kontan, Minggu (11/12).

Agus melanjutkan, pasca pengalihan saham ini, proyek-proyek sektor hulu oleh Inalum diharapkan dapat berjalan. Salah satunya pengolahan bauksit yang dapat segera dimulai.

Baca Juga: Pemerintah Terbitkan Beleid Split-Off Inalum dari MIND ID

"Bukan hanya agar tidak impor alumina tapi juga bisa mengekspor alumina karena kita memiliki cadangan bauksit yang memadai," jelas Agus.

Agus mengungkapkan, kapasitas produksi Inalum pun diharapkan meningkat dari kapasitas saat ini yang masih sebesar 250 ribu ton per tahun. Agus menekankan, peningkatan sisi bisnis perlu dilakukan mengingat usia perusahaan yang sudah mencapai 50 tahun.

Selain itu, dibandingan dengan perusahaan Malaysia, Press Metal, maka kapasitas Inalum saat ini masih kalah tiga kali lipat."Juga Malaysia gak punya bauksit seperti kita," tegas Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×