kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Penambahan split blok migas belum jadi prioritas Kementerian ESDM, kenapa?


Sabtu, 07 November 2020 / 12:33 WIB
Penambahan split blok migas belum jadi prioritas Kementerian ESDM, kenapa?
ILUSTRASI. Menteri ESDM?Arifin Tasrif menyampaikan capaian kinerja 2019 dan program 2020 di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (9/1/2020). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi

Ia menjelaskan, peningkatan potensi lapangan migas ini berpotensi meningkatkan keekonomian lapangan migas hingga 10 tahun. "Tidak berhenti pada proposal (penambahan split yang sudah diajukan), kami terus cari potensi yang sama," ujar Jaffee.

Sementara itu, PT Pertamina (Persero) kini tengah mengajukan penambahan split untuk beberapa blok migas demi mengembangkan potensi cadangan. Direktur Pengembangan dan Produksi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Taufik Aditiyawarman mengungkapkan saat ini dua blok migas telah diajukan penambahan split yakni Sanga-Sanga dan Mahakam.

"Saat ini PHE sedang melakukan review untuk  melakukan develop potensi cadangan atau unblock reserve pada beberapa blok, baik blok dengan kontrak Cost Recovery maupun Gross Split. Agar dapat di kembangkan potensi cadangannya, PHE memerlukan tambahan split," ujar Taufik. 

Baca Juga: Menteri PUPR dorong inovasi pembangunan dan operasi bendungan

Selain dua blok yang telah diajukan penambahan migas, saat ini Pertamina pun tengah melakukan kajian internal untuk sejumlah blok migas lain seperti Blok Siak, Blok Kampar, Blok Raja dan Blok Tuban.

Asal tahu saja, Blok Siak dan Blok Kampar menggunakan skema kontrak bagi hasil Cost Recovery, sementara dua blok lainnya menggunakan Gross Split. Taufik menjelaskan, penambahan split yang berujung pada pengembangan potensi dapat memberikan tambahan hasil bagi pemerintah.

"Dari sisi kontraktor PHE akan meningkatkan valuasi aset serta meningkatkan volume produksi sehingga dapat berkontribusi lebih besar untuk produksi migas nasional," jelas Taufik.

Selanjutnya: Pandemi tak halangi Hyundai untuk luncurkan mobil full EV

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×