kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan Holcim Indonesia (SMCB) naik 7,2% di kuartal ketiga tahun ini


Rabu, 31 Oktober 2018 / 19:39 WIB
Pendapatan Holcim Indonesia (SMCB) naik 7,2% di kuartal ketiga tahun ini
ILUSTRASI. Semen Holcim


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 7,2% atau Rp 7,37 triliun dalam sembilan bulan pertama tahun ini. 

Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan bahan bangunan untuk proyek infrastruktur dan perumahan yang mendorong penjualan semen di kuartal ketiga.

Volume penjualan semen juga tumbuh 8% selama periode sembilan bulan, melebihi pertumbuhan pasar yang baru mencapai 5%. 

Holcim meraih peningkatan laba kotor sebesar Rp 1,2 triliun dengan margin sebesar 16,3%, meningkat dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya. Sayangnya, perusahaan ini masih merugi Rp 630,35 miliar lantaran beban usaha dan beban keuangan yang tinggi.

Performa di kuartal ketiga 2018 mencapai Rp 2,921 triliun atau lebih tinggi 12% jika dibandingkan hasil kuartal ketiga tahun 2017, dengan volume semen yang terjual sebanyak 3 juta ton.

Pertumbuhan pendapatan ini didorong program efisiensi perusahaan yang terus berjalan.  EBITDA selama kuartal ketiga tahun 2018 juga naik menjadi Rp 501 miliar dari Rp 378 miliar atau naik 32.5% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.

Presiden Direktur PT Holcim Indonesia Tbk, Gary Schutz mengatakan, kondisi pasar yang terus meningkat sejak kuartal kedua tahun ini, memberikan Holcim peluang untuk meningkatkan harga jual. 

"Kami terus fokus meningkatkan daya saing melalui inovasi untuk memberikan lebih banyak solusi bernilai tambah bagi pelanggan," ujarnya dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (30/10).

Manajemen mengaku juga lebih siap untuk mendukung kebutuhan pemerintah dalam pembangunan  "Meskipun kondisi kelebihan pasokan masih terus berlanjut serta meningkatnya biaya energi, peningkatan laba operasional mencerminkan keberhasilan perusahaan dalam mengimplementasikan program efisiensi yang berkelanjutan," tutup Gary.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×