kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan Tamarin Samudra (TAMU) tumbuh 1,8% pada 2019


Senin, 08 Juni 2020 / 14:44 WIB
Pendapatan Tamarin Samudra (TAMU) tumbuh 1,8% pada 2019
ILUSTRASI. PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk TAMU. PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU) mengincar tender penyewaan kapal baru dari beberapa perusahaan minyak dan gas (migas). Perusahaan yang bergerak di bisnis penyewaan kapal offshore support vessel (OSV) ini teng


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pada tahun 2019 PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU) berhasil mencatatkan pendapatan sekitar US$ 15,5 juta. Jumlah tersebut naik 1,8% dibandingkan dengan perolehan tahun 2018 yang sebesar US$ 14,2 juta.

Sementara itu TAMU masih akan menanggung rugi komprehensif di angka US$ 7,5 juta. Hal ini dikarenakan naiknya sejumlah beban biaya operasional armada kapal yang dimiliki perusahaan.

Tetapi hingga saat ini TAMU belum menyerahkan laporan keuangan tahunan untuk 2019 kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).

Baca Juga: Ini 10 saham terbesar yang dilego asing pada perdagangan Jumat (5/6)

Menurut Corporate Secretary TAMU Leo A Tangkilisan, saat ini laporan keuangan perusahaan periode 31 Desember 2019 masih dalam tahap finalisasi audit.

“Saat ini sedang tahap akhir audit, belum kami serahkan kepada BEI. Secepatnya akan kami serahkan,” ujar Leo dalam public expose insidentil perusahaan secara virtual, Senin (8/6).

Leo mengatakan, untuk biaya perbaikan dan pemeliharaan kapal mengalami kenaikan. Selain itu, pihaknya juga menghitung adanya kenaikan biaya depresiasi pada kapal-kapalnya.

TAMU juga memperkirakan pendapatan sampai dengan 31 Maret 2020 sebesar US$ 3,8 juta atau naik 5,5% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang mencapai US$ 3,6 juta.

Sementara untuk rugi komprehensif kurang lebih US$ 1 juta atau turun 18,7% dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai sebesar US$ 1,3 juta.

Leo menjelaskan, akibat pandemi covid-19 yang berdampak kepada perusahaannya, Kapal P Winner yang telah mendapatkan kontrak di bulan Desember 2019 belum bisa bekerja karena user menunggu harga minyak membaik.

Baca Juga: Setelah suspensi dicabut, saham Tamarin Samudra (TAMU) naik hingga 20%-an

Selain itu adanya penyesuaian daily charter rate oleh user, dan adanya kenaikan cost karena pemenuhan persyaratan protokol kesehatan.

"Produktivitas juga menjadi tidak maksimal, supply parts tertunda sehingga operasional kapal melambat, dan juga kami menunda pelaksanaan tender-tender," kata Leo.

Perlu diketahui, Pada tahun 2020, TAMU telah mendapatkan satu kontrak kerja baru. Berdasarkan keterbukaan yang dilansir dari laman BEI, TAMU ditunjuk sebagai pemenang Pekerjaan Labuh FSO Cinta Natomas Periode 2 pada Januari 2020 lalu. Nilai kontrak yang disepakati dalam kerja sama tersebut adalah sebesar Rp 24,775 miliar dengan jangka waktu perjanjian kurang lebih selama 2 tahun.

Pada 2019 lalu juga TAMU juga mendapat beberapa kontrak baru, seperti perpanjangan kontrak kapal Petroleum Excelsior sebesar Rp 216 miliar untuk empat tahun ke depan. TAMU bersama konsorsium juga memenangkan tender senilai Rp 1,4 triliun berjangka waktu empat tahun.

Kontrak tersebut diperoleh dari PT Pertamina Hulu Energi OSES untuk lingkup pekerjaan rental workover barge with pedestal crane services. Kontrak dimulai pada 19 Desember 2019 lalu dan akan berakhir pada 31 Januari 2024.

Baca Juga: Ini 10 saham net buy terbesar investor asing dalam sepekan

Sebelumnya, Perseroan juga telah mengambil sejumlah langkah guna mempertahankan kelangsungan bisnisnya saat ini. Pertama, meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan secara maksimal. Selain itu, memprioritaskan standar keamanan tertinggi, baik itu di kapal maupun di kantor Perseroan.

Perseroan juga akan tetap bekerja secara efisien dan efektif dan meningkatkan keterampilan personil kapal dan manajemen perusahaan untuk keselamatan kerja sehingga menciptakan perilaku kerja yang aman, sehat dan ramah lingkungan.

"Dalam jangka pendek kami juga akan restrukturisasi hutang dengan bank, mengikuti tender-tender yang ada, selain itu kami mengharapkan seluruh kapal bisa bekerja secara efektif dan efisien dengan tetap mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja," ujar Leo.

Baca Juga: IHSG menguat 8,36% dalam sepekan ke 4.545,57

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×