kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengamat: Harga BBM di bawah Rp 6.000 per liter


Jumat, 18 Maret 2016 / 14:18 WIB
Pengamat: Harga BBM di bawah Rp 6.000 per liter


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan akan ada penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Solar subsidi.

Pengamat energi  Pri Agung Rakhmanto menilai, seharusnya penurunan harga BBM itu berada di bawah Rp 6.000 per liter.

Dia menuturkan, harga premium dan solar subsidi untuk April mengacu pada harga minyak tiga bulan sebelumnya. Ini jika melihat harga minyak pada jenjang waktu tersebut berada di bawah level US$ 30 per barel dengan begitu harga dua jenis BBM tersebut seharusnya turun.

"Ya harga April sebetulnya ditentukan tiga bulan pertama rata-rata ICP-nya rendah di bawah US$ 30, tentunnya harus turun," tutur Pri Agung kepada KONTAN, Jumat (18/3).

Menurut Pri Agung, penurunan harga Premium berada di bawah Rp 1.000 per liter menjadi Rp 6.000 per liter dari harga saat ini, khusus wilayah non penugasan Jawa, Madura dan Bali (Jamali) Rp 7050 per liter. Namun, Pri Agung belum bisa memprediksi harga solar lantaran masih disubsidi pemerintah Rp 1.000 per liter.

"Harusnya di bawah Rp 6.000 per liter, kalau solar tergantung masih ada subsidi Rp 1000. Sekarang pemerintah tergantung mau mencabut subsidi atau tidak. Kalau tetap disubsidi, ya turun harganya," imbuh dia.

Pri Agung menambahkan, penurunan harga kedua jenis BBM tersebut tidak seharusnya mendekati harga ke ekonomian. Pasalnya, pemerintah perlu memikirkan kemungkinan yang terjadi dalam tiga bulan kedepan, sehingga jika harga minyak mengalami kenaikan, pemerintah tidak terlalu berat menanggung beban anggaran.

"Penurunanya berapa perhitungan tiga bulan kedepan, pemerintah tidak kaku meski ICP turun, turun harganya jangan Rp 5.000 per liter (untuk premium)," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×